Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Apresiasi Kesiapan Jabar Gelar Sekolah Tatap Muka

Metode pembelajaran dan protokol kesehatan yang diterapkan SMAN 4 Kota Sukabumi dapat menjadi percontohan bagi sekolah lain di zona hijau.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tinjau persiapan Jabar gelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka pada 13 Juli 2020 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi, Rabu (8/7/2020).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tinjau persiapan Jabar gelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka pada 13 Juli 2020 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi, Rabu (8/7/2020).

Bisnis.com,BANDUNG—Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tinjau persiapan Jabar gelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka pada 13 Juli 2020 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi, Rabu (8/7/2020).

Wapres dan Nadiem mengecek sejumlah protokol kesehatan, seperti jaga jarak, pakai masker, pelindung wajah, dan tempat cuci tangan.

Wapres mengatakan, persyaratan atau protokol kesehatan di SMAN 4 Sukabumi sudah terpenuhi. Salah satunya membagi jadwal KBM guna menghindari kerumunan. Maka itu, ia memberikan apresiasi karena pembukaan sekolah di Jabar disertai dengan persiapan yang komprehensif.

"Tadi di SMAN 4 saya melihat, walapun pusat memperbolehkan dua sif, tapi di situ dibagi menjadi tiga sif. Lebih hati-hati lagi. Kemudian disamping memakai masker, face shield bahkan ada kotak plastik di tiap meja," ucap Wapres.

Menurut Wapres, metode pembelajaran dan protokol kesehatan yang diterapkan SMAN 4 Kota Sukabumi ini dapat menjadi percontohan bagi sekolah lain di zona hijau.

"Saya kira ini jadi contoh yang baik, jadi banyak inovasi yang patut dicontoh. Saya harap di daerah lain, kalau mau buka sekolah, harus membuat cara-cara yang paling aman, tapi pembelajaran berjalan efektif," katanya.

Wapres pun menegaskan, daerah yang belum berzona hijau dalam kewaspadaan Covid-19 belum dapat menggelar KBM tatap muka. Bagi daerah yang sudah zona hijau dan akan membuka sekolah pun tetap harus memenuhi persyaratan dan diawasi secara ketat.

"Aturannya untuk zona hijau dibolehkan memulai sekolah tatap muka dan ternyata Kota Sukabumi ini hijau tapi tentu harus ada syaratnya supaya aman dari Covid-19, dan yang diluar daerah hijau belum boleh," ucapnya.

Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- mengatakan, tujuan dari peninjauan tersebut adalah memastikan sekolah telah menyiapkan protokol kesehatan guna menjaga peserta didik dari sebaran Covid-19.

"Pak Wapres mengapresiasi Kota Sukabumi yang sudah berada di zona hijau sekaligus mengecek kesiapan sekolah serta pesantren. Di SMAN 4, beliau melihat opsi-opsi keamanan. Ada yang pakai makser saja, ada yang masker dan sekaligus face shield, ada juga tambahan dengan box plastic di tiap meja," kata kang Emil.

Kang Emil menegaskan, KBM tatap muka hanya berlangsung di daerah yang sudah berada di zona hijau atau level 1. Menurut ia, pembukaan sekolah akan dilakukan secara bertahap dan mengutamakan keselamatan peserta didik.

"Yang didahulukan adalah SMA dan SMP. Baru nanti setelah lancar ke SD," ucapnya.

Kang Emil berharap Kota Sukabumi dapat memicu semangat daerah lain untuk menangani Covid-19 dan masuk zona hijau. "Semoga minggu-minggu kedepan yang zona hijau di Jabar makin bertambah," katanya.

Tinjau Pesantren

Seusai meninjau SMAN 4 Kota Sukabumi, Wapres meninjau protokol kesehatan Pondok Pesantren (ponpes) Assobariyyah Kota Sukabumi.

Wapres menyatakan, Ponpes Assobariyyah Kota Sukabumi dapat menjadi contoh bagi pondok pesantren yang sudah memulai kegiatan pendidikan dan keagamaan.

"Saya liat ini juga harus jadi contoh, area pesantren disterilkan, santrinya juga di-rapid test supaya aman, lalu disediakan tempat cuci tangan, rutin disemprot disinfektan, jadi kita harapkan juga ini jadi model untuk pesantren," kata Wapres.

"Jangan sampai membuka pesantren, tapi tanpa persiapan matang, tanpa ada pengawalan dan pengawasan," tambahnya.

Pemerintah pusat akan membantu pesantren untuk pembangunan sarana MCK hingga perluasan kamar santri atau kobong agar tidak terjadi kerumunan.

"Pesantren-pesantren ada yang Rp50 juta beda-beda untuk membangun MCK oleh Kementerian PUPR, atau untuk kamar karena kan suka ada yang satu kamar dihuni oleh banyak santri," ucapnya.

Kang Emil mengatakan, pihaknya intens mengecek protokol kesehatan pesantren di Jabar. "Protokol saya monitor ke berbagai pesantren sudah siap jadi kita gabung panduan dari Kemenag dan gugus tugas Jabar," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper