Bisnis.com, BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai sisi lokasi, kelayakan infrastuktur dan kondisi sosial ekonomi kawasan Segitiga Rebana sudah layak jual dan perlu perhatian ekstra dari Pemerintah Pusat.
Ridwan Kamil menilai Rebana sebagai ruang baru bagi investasi dan jalan keluar pemerintah pusat dari kejenuhan mencari cara mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
“Saya titip comparative studies, bandingkan Rebana dengan lokasi lain. Ngga ada di Indonesia tempat se-istimewa Segitiga Rebana ini, bandara deketan dengan pelabuhan, dilintasi kereta api, dilintasi jalan tol, harga tanah masih relatif belum tinggi. Mudah-mudahan jelajah ini ujungnya adalah memberikan awareness kepada kita semua, publik secara umum. Dukungan dari Pemerintah Pusat dan keyakinan dari investor,” paparnya kepada tim Jelajah Segitiga Rebana Bisnis Indonesia, awal pekan ini.
Ridwan Kamil mengaku saat ini persetujuan tata ruang Rebana sudah ada di Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR). Menurutnya selain itu status KEK juga menjadi penting sebagai daya tarik kuat bagi investor terutama perusahaan ekspor/impor. “Saya minta status KEK, kalau KEK mereka [investor] tidak perlu bayar pajak ekspor/impor kan? Izin nggak ke Pemerintah Kabupaten lagi, tapi oleh pengelola KEK,” tuturnya.
Pihaknya meminta Bappenas agar membantu Jabar dalam mengembangkan kawasan Segitiga Rebana untuk kelayakan studinya. Karena apabila terwujud, Segitiga Rebana diyakini akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan Jabar itu sendiri.
Segitiga Rebana yang diproyeksikan memiliki 10 kawasan industri ini, akan memiliki aksesibilitas yang sangat memadai. Mulai dari bandara di Kertajati, Pelabuhan Patimban, jalur kereta api, hingga upah karyawan yang relatif masih terjangaku oleh industri.
"Jadi, Patimban akan selesai, bertemu dengan Bandara Kertajati, akan ada jalur kereta api, tanahnya masih murah, upahnya salah satu yang termurah di Jawa Barat. Termasuk rentetan zona industri dari Jawa Barat sampai ke Pantai Utara," pungkasnya.