Bisnis.com, BANDUNG--Total investasi yang dibenamkan untuk membangun pabrik tabung gas ukuran 3 kg dan 6 kg berbahan komposit pertama di Indonesia mencapai US$10 juta - US$12 juta atau Rp140 miliar - Rp168 miliar.
Fasilitas produksi pabrik tabung gas berbahan komposit dengan teknologi canggih tersebut merupakan kerja sama antara PT Dinamika Utama Jaya dan PT Industri Telekomunikasi Indonesia /INTI (Persero).
Direktur Utama PT Dinamika Utama Jaya Zaenal Aziz menuturkan total investasi tersebut termasuk mesin produksi yang didatangkan langsung dari Hyundai di Korea Selatan.
"Satu line itu produksinya bisa 30.000 tabung. Kira-kira itu bisa 500.000-600.000 per tahun. Per hari sekitar 1.200-an tabung," ungkap Zaenal selepas penandatangan MoU Pekerjaan Pembangunan, Penyediaan, dan Pengawasan Produksi Tabung LPG Composite, Rabu (18/09/2019).
Rencananya, tabung LPG komposit ini akan diproduksi mulai Februari 2020. Adapun, kelebihan tabung ini salah satunya adalah tidak mudah meledak seperti tabung yang terbuat dari logam besi.
"Ini menjadi solusi yang aman. Beratnya hanya separuh dari tabung yang steel."
Tabung ini juga memiliki celah transparan untuk melihat isi tabung sehingga mempermudah pengguna untuk segera mengisi ulang jika isi gasnya habis.
Keistimewaan lainnya, tabung ini dipasang QR code sehingga mempermudah melacak pembelian dan pengisian ulang tabung tersebut.
Untuk pembelian tabung LPG subsidi, otorisasi data melalui pemindaian sidik jari dengan mesin EDC buatan PT INTI. Dengan demikian, sistem yang canggih ini akan mempermudah Pertamina dan pemerintah dalam mendata aliran subsidi untuk gas LPG.
Salah satu pekerjaan rumah pemerintah yang masih sulit diselesaikan adalah menentukan masyarakat yang layang mendapatkan subsidi untuk gas LPG 3 Kg.
Direktur Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia/ INTI (Persero) Darman Mappangara mengungkapkan mesin EDC dapat bekerja secara online dan offline.
"Harus sidik jarinya sesuai karena datanya terkoneksi dengan data Dukcapil," papar Darman.
Saat ini, bahan baku komposit untuk tabung tersebut masih harus diimpor dari Korea Selatan karena ini menyangkut keamanan dari bahan baku.
Darman melihat kebutuhan bahan baku dapat secara bertahap ditopang oleh produk lokal.
"Kita bisa substitusi tetapi semua tetap harus tersertifikasi untuk memastikan mutu."
Fasilitas produksi tabung LPG komposit ini berlokasi di pabrik PT INTI di daerah Dayeuhkolot, Bandung. Adapun, lisensi produksi tabung ini teah diberikan oleh Hyundai BS&E.
Seluruh produksi tabung komposit ini akan diserap oleh PT Pertamina (Persero). Namun, PT Dinamika Utama Jaya mengakui pihaknya belum memiliki MoU dengan Pertamina terkait dengan hal pengadaan tabung tersebut.
Kendati demikian, PT INTI dan PT Dinamika Utama Jaya yakin produksi tabung komposit ini dapat memenuhi pasar ekspor. Pasalnya, lisensi yang diterbitkan oleh Hyundai tersebut bersifat global dan hanya dimiliki satu-satunya di dunia oleh Indonesia, lewat PT Dinamika Utama Jaya.
Malaysia memiliki lisensi untuk produksi tabung komposit 14 Kg dan Uzbekistan dengan ukuran 20 Kg.