Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung terus memperkuat brand Kota Bandung sebagai Kota Desain dengan memperkuat kolaborasi.
Salah satunya dengan menerapkan prinsip-prinsip desain ke berbagai lini pembangunan, mulai dari perencanaan, hingga eksekusi.
“Hal itu bertujuan agar setiap pembangunan di kota ini dirancang ‘by design’, bukan asal-asalan,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari, Senin (8/7/2019).
Kota Bandung, kata dia, memang sudah lama dikenal sebagai ‘Kota Kreatif’. Selain dihuni warga yang kreatif, julukan itu juga telah dipatenkan oleh UNESCO yang membawa Kota Bandung ke dalam Jejaring Kota Kreatif UNESCO (UNESCO Creative City Network/UCCN) sebagai Kota Desain sejak akhir tahun 2015 lalu.
“Dengan julukan City of Design ini sebetulnya Bandung bisa memanfaatkan untuk diaplikasikan dari mulai perencanaan sampai eksekusi pembangunan kotanya. Jadi semuanya ‘by design’. Tidak hanya sebatas tataran konsep atau hanya sebatas wacana ‘Bandung Kota Desain’ aja,” tutur Kenny.
Saat kini, UCCN telah membawa semangat bagi Kota Bandung untuk terus memainkan perannya sebagai kota desain.
Tangan-tangan Kreatif
Lewat tangan-tangan kreatif warga, setiap sudut kota dihiasi dengan berbagai sentuhan seni, mulai dari mural, street furniture, hingga penanda informasi di jalan raya yang unik dan berkesan.
Salah satu ornamen yang menjadi primadona adalah zebra cross yang didesain tak biasa.
Banyak orang yang tertarik dengan pola zebra cross Kota Bandung yang alih-alih dicat hitam putih tetapi malah digambari beraneka desain, mulai dari suling, ular tangga, hingga arena lompat jauh. Zebra cross unik itu bisa dijumpai di Simpang Lima, Braga, Jalan Merdeka, dan Jalan Wastukancana.
Jika berkeliling kota dengan berjalan kaki di Jalan Ir. H. Juanda hingga Jalan Merdeka, warga dan wisatawan akan dimanjakan dengan desain trotoar yang sangat nyaman dan ergonomis. Ada bangku-bangku estetis yang dapat digunakan pejalan kaki untuk beristirahat dan berswafoto.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari. JIBI/Bisnis/Dea Andriyawan
Kenny mengatakan, desain kota itu bahkan sangat bisa diselaraskan dengan teknologi dan kearifan lokal kota. Ia mencontohkan, gagasan-gagasan yang bisa muncul adalah inovasi untuk membangkitkan kembali julukan Bandung sebagai Kota Kembang. Ia ingin agar warga bisa berkontribusi dengan menggagas ide kreatif yang menarik dan dapat diimplementasikan.
“Misalnya, nanti kita adakan lomba menciptakan pot bunga yang memiliki ‘self-resilience’, bisa menyiram sendiri. Itu kan ide kreatif. Jadi tidak hanya pot itu berbentuk fisik dari teracota atau keramik saja, tetapi juga bisa diintegrasikan dengan teknologi, di pot itu bisa menyiram dengan sendirinya, itu kan bisa diciptakan,” ujar Kenny.
Toilet Umum
Ide lainnya, Kenny mencontohkan desain toilet umum. Ia berharap seluruh sektor usaha bisa mempercantik toilet umumnya sehingga tidak hanya bersih dan wangi, tetapi juga menarik dan berkesan.
“Jadi toilet nggak cuma bangunan gitu aja, tapi bisa dikreasikan sehingga orang senang dan berkesan, bahkan sekadar keluar dari toilet. Salah satu contoh toilet yang katanya terbersih di dunia itu ada di Korea Selatan. Kita bisa mencontoh ke sana,” jelasnya.
Pihaknya sangat terbuka terhadap berbagai gagasan, terutama dari warga. Ia pun terus mendorong agar warga bisa memiliki kepekaan dalam menemukan potensi wisata dan kreativitas di daerahnya.
Pekerjaan itu tentu tidak mudah. Membangun kesadaran warga akan pentingnya desain dalam kehidupan sehari-hari menjadi tantangan tersendiri bagi Kenny dan jajarannya.
“Hingga pada suatu hari Kota Bandung bisa betul-betul menjadi inspirasi desain untuk kota-kota lain di Indonesia bahkan mancanegara. Jika kolaborasinya bagus, dan kuncinya memang kolaborasi, tentu ini semua bisa terwujud,” ucap Kenny.