Bisnis.com, BANDUNG - Empat BUMN konstruksi perlu mengejar kontrak baru senilai Rp58,4 triliun dalam kurun waktu September-Desember 2017 apabila ingin mencapai target senilai total Rp165 triliun sepanjang tahun.
Dalam periode Januari-Agustus 2017, empat BUMN konstruksi yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT PP (Persero) Tbk., dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk., telah membukukan kontrak baru Rp106,76 triliun. Dari perolehan itu, Wijaya Karya membukukan realisasi kontrak baru paling besar berdasarkan persentase yaitu 72,12% atau Rp30,76 triliun dari target Rp43,25 triliun sepanjang tahun.
Sementara itu, Adhi Karya membukukan realisasi kontrak baru paling rendah berdasarkan persentase yaitu 41,5% atau Rp8,9 triliun dari target Rp21,4 triliun sepanjang tahun. Kontrak
baru Adhi Karya itu di luar kontrak dari proyek kereta ringan (LRT) sebesar Rp19,7 triliun.
Kontraktor lain, Waskita Karya membukukan kontrak baru Rp43 triliun sampai pekan pertama September 2017 atau 71,66% dari target yang telah direvisi menjadi Rp60 triliun. Sebelumnya, emiten berkode saham WSKT itu me nargetkan kontrak baru Rp80 triliun sepanjang 2017. Terakhir, PTPP membukukan kontrak baru Rp24,1 triliun atau 59,3% dari target kontrak baru Rp40,6 triliun