Bisnis.com, BANDUNG - Kadin Jabar menilai keberadaan kapal milik Compagnie Maritime d'Affretement - Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) yang mengangkut peti kemas langsung dari Tanjung Priok ke West Coast (LA & Oakland) Amerika Serikat baru akan teruji efisien setelah berjalan tiga bulan.
Ketua Komite Tetap Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Kadin Jabar Yusuv Suhyar mengatakan, pelayanan peti kemas dengan nama Java SEA Express Services itu secara hitung-hitungan diatas kertas memang akan lebih efisien, tapi belum tentu secara de facto.
"Dibilang lebih efisien karena mereka bisa lebih banyak untuk sekali angkut. Dengan demikian, barang tidak terlalu lama ada di gudang," katanya, kepada Bisnis, Senin (24/4/2017).
Oleh karenanya, keberadaan kapal besar tersebut akan terbukti lebih efektif menekan biaya logistik hingga 30% apabila telah berjalan secara konsisten setidaknya dalam tiga bulan. Sejumlah faktor yang akan diuji tentu saja menyangkut ketepatan waktu dan produktivitas barang yang diangkut.
Secara kasat mata, kapal dengan kapasitas besar itu memang kelebihannya bisa mengangkut lebih banyak peti kemas. Sehingga diharapkan bisa lebih efisien terhadap kebutuhan logistik nasional.
"Selama ini kendala pelaku usaha yang menggunakan kapal asing adalah mahalnya charge di pergudangan kalau terlalu lama disimpan. Sementara itu, kapal asing juga mengenakan cost yang tinggi terhadap barang-barang kita. Sehingga belum efisien yang diharapkan," ucapnya.
Menurutnya, keberadaan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai gerbang akses ekspor dan impor memang sangat vital dan masih efisien bagi pengusaha yang ada di Jabar. Karena 60%, pengusaha Jabar yang melakukan ekspor masih mengaldakan Tanjung Priok.
"Cirebon untuk lalu lintas dalam negeri. Kalau bicara Jabar, otomatis tidak ada pelabuhan yang dijadikan sentral logistik internasional kecuali Tanjung Priok," ucapnya.
Sejauh ini tidak ada alasan kuat bagi pengusaha Jabar untuk bisa mengindari Tanjung Priok. Hal ini karena Jabar belum memiliki pelabuhan sendiri yang sesuai standar internasional. Padahal, sebenarnya, keberadaan Tanjung Priok pun belum benar-benar efisien sekalipun dwelling time dan sejumlah pungli telah dihilangkan.
Oleh karenanya, dirinya menilai wacana pembangunan Pelabuhan Patimban harus bisa direalisasikan apabila hasil kajian yang ada dianggap memang layak untuk dioperasiokan.
Di luar itu semua, Yusuv menilai secara keseluruhan prosedur perizinan ekspor-impor saat ini jauh lebih baik. Dia mencontohkan, monitoring single window sekarang ini sudah online sehingga tidak ketemu orang.
"Yang jadi masalah ini parameter sejauh mana kalau mengajukan sesuatu, waktu dan pembayarannya yang masih belum efisien. Kita harapkan ke depan bisa lebih efisien dari ketepatan waktu," paparnya.