Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

YLKI: Pemerintah Harus Usut Penyebab Melonjaknya Harga Cabai

Pemerintah harus mengusut penyebab melonjaknya harga cabai di pasar, sekaligus menyiapkan jalan keluar permanen dari persoalan fluktuasi harga kebutuhan masyarakat.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah harus mengusut penyebab melonjaknya harga cabai di pasar, sekaligus menyiapkan jalan keluar permanen dari persoalan fluktuasi harga kebutuhan masyarakat.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI menyebut penaikan harga cabai hingga Rp150.000 sudah tidak masuk akal. Pemerintah tidak boleh menyalahkan cuaca dan gagal panen di sejumlah daerah dalam persoalan harga kebutuhan masyarakat.

“Pemerintah tidak boleh menyerah dan hanya menyalahkan cuaca. Pemerintah dan KPPU harus melakukan pengusutan dan penyidikan yang mengarah sebagai tindak pidana ekonomi,” isi keterangan resmi YLKI, Jumat (13/1).

YLKI menduga lonjakan harga cabai disebabkan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin mempengaruhi pasar. Oknum tersebut mengganggu jalur distribusi cabai dengan berbagai cara, seperti penimbunan dan kartel oleh pedagang besar.

Menurutnya, pemerintah tidak boleh membiarkan persoalan tersebut berlalu begitu saja, dan harus mampu mengendalikan harga barang kebutuhan masyarakat di pasar.

“Fenome a ini tidak boleh dibuatkan tanpa tindakan dan menyerah begitu saja kepada pasar,” ujarnya.

Pemerintah sendiri meyakini harga cabai di pasar akan segera turun dan kembali stabil sejalan dengan dikeluarkannya pasokan dari sentra produksi.

Kementerian Pertanian telah bekerja sama dengan Bulog untuk menyalurkan cabai, termasuk cabai rawit merah langsung dari sentra produksi. Kementerian Pertanian juga mengklaim produksi cabai saat ini sebenarnya surplus, sehingga dapat segera disalurkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Sumber : Bisnis.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper