BOYOLALI--Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan Indonesia tidak akan mengimpor beras hingga akhir tahun 2016 karena masih memiliki stok yang mencukupi hingga awal 2017.
"Saya pastikan sampai akhir tahun tidak ada impor," kata Presiden usai meninjau hasil produksi padi teknologi Jajaran Legowo (Jarwo) Super di Desa Trayu, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu.
Presiden mengungkapkan pada tahun ini produksi beras meningkat drastis, dari yang tadinya sekira 1.030.000 ton pada periode September-Oktober 2015 menjadi sekira 1.980.000 ton pada Oktober 2016.
Pasokan beras saat ini, menurut Presiden Jokowi, bisa memenuhi kecukupan pangan nasional hingga Mei 2017.
Presiden menjelaskan bahwa hasil produksi yang melimpah tersebut dikarenakan penggunaan bibit unggul dan tidak terjadi kekeringan.
"Tahun ini memang pertama air melimpah, kedua saya kira penggunaan-penggunaan benih-benih unggul ini memberikan hasil yang baik," kata Presiden Jokowi.
Bibit padi unggulan varietas Inpari 32 yang ditanam di lahan 100 hektare di Boyolali, Jawa Tengah, tersebut rencananya akan diperluas ke wilayah lain di Indonesia untuk melipatgandakan produksi beras dalam negeri.
"Nanti kalau memang sudah benar, sudah betul, baru akan kita perluas lagi. Kita lipatkan lagi sehingga tentu saja hasil produksi nasional ini bisa meningkat tajam," kata Presiden.
Presiden Jokowi menambahkan, pemerintah akan lebih dulu fokus untuk memperbesar stok beras yang sudah ada, sebelum nantinya merencanakan untuk ekspor ke negara-negara tetangga.
PANEN RAYA
Presiden Joko Widodo menghadiri panen raya teknologi padi Jajar Legowo (Jarwo) Super di Desa Trayu Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, Sabtu.
Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo.
Pada kesempatan tersebut Presiden meninjau hasil produksi benih unggulan teknologi padi Jarwo Super hasil Litbang Kementerian Pertanian yang bisa meningkatkan hasil produksi dua kali lipat dari hasil panen biasanya.
Jokowi mengemukakan akan menerapkan teknologi padi Jarwo Super di wilayah Indonesia lainnya untuk bisa melipatgandakan hasil produksi beras dalam negeri.
Presiden juga menyempatkan menyapa para petani dan bertanya langsung mengenai hasil produksi panen yang dihasilkan dari bibit Jarwo Super. Petani mengaku mendapatkan hasil panen padi yang sangat signifikan dari pengembangan teknologi Jarwo Super.
Kegiatan panen raya tersebut merupakan bagian dari acara Hari Pangan Sedunia ke-36 yang digelar pada 28-30 Oktober 2016 di Boyolali.
Selain panen raya, Presiden juga memberikan bantuan kepada petani berupa benih padi unggulan varietas Inpari 30, Inpari 32, dan Inpari 33 yang merupakan varietas unggulan.
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana bertolak ke Boyolali, Jawa Tengah, dari Pangkalan TNI AU Halim PerdanakKusuma Jakarta, Sabtu, dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 pada pukul 07.50 WIB.
Agenda pertama Presiden dan Ibu Iriana adalah meninjau panen raya padi di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.
Setelah itu, Presiden dan Ibu Iriana meninjau Pameran Gelar Inovasi Teknologi, di Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Boyolali.
Siang harinya, Presiden dan Ibu Iriana akan menghadiri Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36 Tahun 2016 di Alun-alun Kabupaten Boyolali, Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Boyolali.
Turut menyertai Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Jawa Tengah, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Presiden dan Ibu Iriana direncanakan akan kembali ke Jakarta pada sore hari dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.
Boyolali menjadi tuan rumah acara Hari Pangan Sedunia karena banyaknya penganekaraman/diversifikasi tanaman yang dikembangkan di wilayah itu.
Tanaman unggulannya yaitu Jagung Hibrida Tongkol 2 Prolifik serta teknologi padi Jajar Legowo (Jarwo) Super akan turut dipamerkan dalam acara yang resmi dinaungi Food and Agriculture (FAO) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini.