Bisnis.com, BANDUNG--Impor mesin TPT dari China sejak 10 terakhir memberikan dampak positif bagi industri TPT di dalam negeri. Namun, teknologi yang dimiliki sebagian mesin tersebut tidak ramah lingkungan dan tidak efisien terutama dalam energi.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan pemerintah perlu membantu industri TPT untuk memberikan fasilitas kemudahan kredit guna membeli mesin dari India.
"Tentu kami mengharapkan Pemerintah Indonesia memberikan fasilitas kemudahan kredit seperti yang dilakukan saat impor mesin dari China," katanya seperti dikutip Bisnis.com, Rabu (5/10/2016).
Di samping itu, ujar dia, pemerintah perlu memberikan fasilitas subsidi energi listrik bagi industri TPT yang saat ini cukup tinggi.
Dia mencontohkan, setiap provinsi di India harga listrik berbeda, yang paling mahal 11 sen. Sementara di Indonesia disamakan di seluruh provinsi dan harganya salah satu paling mahal di dunia.
"Di salah satu provinsi di India bahkan ada yang lebih murah seharga 6 sen. Jadi kalau ada investor besar maka produksinya di provinsi yang harga listriknya rendah," paparnya.
Begitupula di China, yang mana pemerintah memberikan subsidi 50% bagi aktivitas industri di malam hari. "Di Indonesia yang diwacanakan mau di diskon 30% pada malam hari saja dari dulu tidak kunjung terealisasi hingga sekarang," paparnya.