Bisnis.com, CIREBON—Kampung Batik Ciwaringin di Kabupaten Cirebon Jawa Barat akan tetap konsisten memproduksi batik ramah lingkungan yang menggunakan pewarna dari ekstrak bahan-bahan alami seperti kulit pohon, daun pohon dan lainnya.
Produk kerajinan batik dari Ciwaringin berbeda dengan hasil produksi batik dari sentra batik lainnya di Kabupaten Cirebon seperti Sentra Batik Trusmi yang kebanyakan telah bercampur dengan penjualan produk tekstil bermotif batik.
Ketua Koperasi Batik Pewarna Alami Ciwaringin, Ahmad Suja`i mengatakan para perajin batik di Ciwaringin telah sepakat untuk tidak menjual produk tekstil bermotif batik dan dalam proses membuat batik akan tetap memakai pewarna alami.
Dia menuturkan pewarna batik biasanya menggunakan sintetis yang kurang ramah lingkungan, sedangkan pewarna alami dari ekstrak tumbuhan sangat ramah lingkungan dan bisa digunakan berulang-ulang.
“Perbedaannya terletak pada hasil warnanya karena batik pewarna alami warnanya lebih dove (lembut) berbeda dengan batik yang pakai pewarna sintetis yang lebih mengkilat,” katanya, Jumat (2/10/2015).
Suja`i mengungkapkan produk batik pewarna alam di Ciwaringin dijual dengan berbagai varian mulai dari Rp150.000-Rp2 juta tergantung tingkat kesulitan motifnya. “Jadi konsumen bisa pilih, mau yang murah atau mahal, semua tersedia,” ujarnya. (k3)