Bisnis.com, BANDUNG--Industri video game, seperti industri kreatif lainnya, mengandalkan kreativitas untuk membuat produk-produknya. Tetapi, membuat produk yang kreatif saja tidak cukup untuk bisa berkembang dengan cepat di industri yang masih muda seperti industri game Indonesia.
"Kami melihat potensi penggunaan game sebagai media untuk mengomunikasikan pesan dan nilai-nilai, bukan hanya untuk tujuan hiburan", ujar Shieny Aprilia, Co-Founder dan Managing Partner Agate Level Up. Agate Level Up sendiri adalah divisi khusus dari Agate Studio yang bergerak di bidang serious games.
Sudah banyak perusahaan di Indonesia yang mulai menggunakan game sebagai media untuk advertising, sebagai media pelatihan pegawainya, bahkan sebagai salah satu tahap rekrutmen.
Agate telah bekerja sama dengan PT Astra International untuk membuat game Underwater Maze, sebuah game yang digunakan sebagai salah satu tahap rekrutmen di Astra International.
Dari pola bermain kandidat yang bersangkutan, rekruter bisa mendapatkan informasi tentang seberapa besar daya juang/kegigihan kandidat tersebut jika diberikan suatu tugas.
Beberapa serious games lain yang sudah dibuat oleh Agate studio diantaranya adalah Landscape Game, game untuk meningkatkan awareness pengguna terhadap pengolahan hutan yang baik tapi tetap menguntungkan. Game ini dibuat bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dan diluncurkan di United Nations Climate Change Conference di Lima, Peru.
Terdapat pula Jokowi Go, game yang dibuat secara volunteer bersama Generasi Optimis, yang sekarang sudah dimainkan oleh hampir 1 juta pengguna Android dan iOS di Indonesia. Saat ini, Agate juga sedang mengembangkan game untuk membantu peserta sebuah klinik pencegah dan pengobatan obesitas untuk melatih dan mengatur pola makan mereka.
Mengembangkan bisnis serious games sangat membantu perkembangan Agate sehingga menjadi sekarang ini. Yang tidak banyak diketahui publik adalah bahwa peluang membuat serious games di Agate Studio diambil saat bisnis game berbasis Flash yang dijalankan Agate mengalami penurunan drastis di tahun 2010.
"Selain harus kreatif dalam membuat produk, kiita harus kreatif dalam menjalankan dan mencari peluang bisnis", lanjut Shieny.
Setelah 6 tahun menjalankan Agate Studio, kondisi industri game di Indonesia sudah jauh lebih maju. Pada Maret ini, Agate Studio bahkan menjadi salah satu dari 25 Most Creative Companies versi majalah SWA dan PPM Manajemen.
Sebuah pencapaian yang pertama kalinya ketika sebuah perusahaan game bisa bersanding dalam sebuah daftar penghargaan dengan berbagai perusahaan besar dari industri yang jauh lebih besar dan berkembang dibanding industri game Indonesia.
