[caption id="attachment_161300" align="alignright" width="275"] (web)[/caption] CIMAHI (bisnis-jabar.com)--Kesadaran masyarakat Jabar untuk tidak menikah di usia dini dan mengikuti program keluarga berencana (KB) masih rendah. Hal itu terbukti dengan masih tingginya perempuan atau laki-laki yang menikah belum waktunya yang mencapai 18,5%. Kabid Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Jawa Barat Tetty Sabarani mengatakan seseorang dianggap melakukan pernikahan dini apabila masih dibawah usia 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. "Pernikahan dini itu kurang baik baik dilihat dari sisi kesehatan reproduksi dan kejiwaan belum stabil. Di samping itu juga, angka pertumbuhan penduduk akan semakin tinggi," katanya, kepada wartawan, Jumat (5/4/2013). Untuk mengatasi hal itu, pihaknya gencar melakukan sosialisasi tentang perlunya menikah disaat usia yang telah dikategorikan dewasa dan mengikuti program KB. Disamping itu, pihaknya pun bersama dengan pemerintah kabupaten/kota di Jabar untuk mendirikan pusat informasi dan konseling (PIK). Rencananya, PIK itu akan didirikan ditingkat keluarahan atau desa. "Lewat PIK itu kami menyasar kalangan remaja untuk menikah di usia matang," ujarnya. Pihaknya, berharap para pengurus kelurahan dan kecamatan bisa berinisiatif untuk mengelola dan memajukannya.(k6/k29/yri)
Pernikahan Dini di Jabar Tergolong Tinggi
[caption id=attachment_161300 align=alignright width=275] (web)[/caption]
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 hari yang lalu
Daya Tahan Saham Alfamidi (MIDI) di Tengah Pelemahan Daya Beli
1 hari yang lalu