Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mati Suri Para Pedagang Opak Linggar

RANCAEKEK (bisnis-jabar.com)-Hilir mudik kendaraan besar dan sedang berlalu lalang di depan kios kecil milik Sopian (48) di Jalan Raya Rancaekek, Kampung Warung Cina, Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.

RANCAEKEK (bisnis-jabar.com)-Hilir mudik kendaraan besar dan sedang berlalu lalang di depan kios kecil milik Sopian (48) di Jalan Raya Rancaekek, Kampung Warung Cina, Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Sebagai salah seorang pedagang penganan khas daerah tersebut yaitu opak linggar, raut murung terpancar dari wajahnya kala itu. Hal ini terjadi meski terik matahari sudah mencapai ubun-ubun kepala barang dagangannya tak satu pun laku terjual. "Bingung kang sampai jam segini, sama sekali belum ada yang laku," katanya. Keberadaan opak linggar saat ini seperti mati suri. Variasi makanan modern yang terus berinovasi setiap saat membuat keberadaan opak linggar semakin ditinggalkan masyarakat. Hal ini tentunya berimbas kepada penurunan omzet yang diterima oleh Sopian dari tahun ke tahun. "Kalau dibilang turun ya pasti turun, karena pelanggan tetap tapi yang jualnya semakin banyak," ucapnya. Keputusannya untuk membuka lapak kios pun terjadi karena masyarakat kota sudah meninggalkan opak linggar, dulu ia menceritakan tiap harinya ia menjajakan opak linggar yang ia produksi sendiri ke seluruh penjuru Kota Bandung. "Dulu saya keliling, tapi sekarang disini aja karena cape tapi hasil tak seberapa," ungkapnya. Harga bahan baku opak seperti gula dan ketan yang selalu fluktuatif naik dan turun, membuat pemasukan untuk dapur keluarganya pun kembang kempis. "Karena gula sama ketan sekarang mahal naik terus buat pemasukan sering berkurang, kita sebenarnya ingin naikan harga tapi tak berani karena takut pembeli malah lari," ujarnya. Saat ini opak linggar dijual ke konsumen Rp10-12 ribu per kantong. Meski cenderung terjangkau tetapi tetap saja opak linggar selalu sepi peminat. Hal senada dikatakan Dadang (40) selaku pedagang lainnya. Selain pedagang warung, kata dia, selama ini, perajin opak jarang mendistribusikan opaknya ke pasaran pasalnya, setiap pembeli selalu datang ke rumah-rumah perajin opak di Desa Linggar. “Di desa ini kurang lebih terdapat 100 lebih perajin opak,” katanya.(k29/ajz)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper