[caption id="attachment_171743" align="alignleft" width="300"] ilustrasi (web)[/caption] Meski Kawalu Tasikmalaya merupakan sentra industri rumahan bordir, namun desainer punching atau desain khusus untuk gambar-gambar bordir di mesin komputer relatif belum banyak. Hal itu mendorong Yulio Yuliana, membuat kursus desain bordir untuk melengkapi kebutuhan industri bordir tersebut. Yulio yang membuka workshop di Babakan Palay, Kelurahan Karsamenak, Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya itu, memulai buka kursus sejak 2005. Ia sendiri awalnya sebagai pekerja di seorang pengusaha bordir ternama di Kecamatan Kawalu. Meski kursus belum sebesar yang diharapkan, ia optiomistis, selama industri bordir masih berjalan tak akan kehilangan para perajin yang memasukkan pegawainya untuk kursus desain. Dia menuturkan, seorang peserta desain bordir pada kondisi normal mampu mahir membordir dalam waktu 1,5 bulan, namun tetap tergantung keuletan peserta. Meski sebelumnya sudah ahli dalam desain grafis, tidak menjamin langsung mahir dalam desain bordir. Mengingat ada hal-hal khususnya yang mesti diperhatikan a.l. menyesuaikan karakteristik mesin bordir dengan susunan pola gambar. Jika pola desain tidak tepat, akan berpengaruh pada kinerja mesin. Bisa jadi benang lebih sering putus sehingga kerja mesin lebih lambat karena sering berhenti. “Yang relatif sulit, dalam menyesuaikan desain dengan cara kerja mesin bordir komputer. Kalau kurang tepat, benang di mesin bisa putus-putus,” katanya kepada bisnis-jabar kemarin. Sejak membuka kursus desain, aku Yulio, sedikitnya 50 orang sudah dididik dan memenuhi industri-industri bordir di Kawalu. Umumnya, pengusaha yang memiliki desainer bordir sendiri mereka yang sudah memiliki puluhan unit mesin. Karena, dibandingkan dengan membeli desain sendiri, akan lebih murah bila mempekerjakan seorang desainer. “Pengusaha yang memiliki mesin bordir komputer puluhan unit, setiap minggu atau sesuai musim order, mereka harus ganti desain. Kalau beli dari luar, harganya cukup mahal. Makanya, para pengusah besar memilih mengkursuskan karyawannya khusus dalam desain bordir,” katanya. Selain membuka kursus, Yulio juga masih menerima pesanan desain. Dia yang dibantu dua karyawannya hanya mampu menghasilkan 2 desain dalam satu hari. Sedangkan bayaran untuk pesanan desain bordir, dihitung Rp2/tusuk mesin. Rata-rata desain yang sederhana, seperti untuk baju koko pria, 80 ribu-90 ribu tusuk jarum mesin. Perhitungan bayarannya, berarti Rp2 dikali 90.000 tusuk tersebut. “Dulu saat masih jarang desainer bordir, per tusuk Rp6. Sekarang sudah mulai murah,” terangnya. Untuk pesanan desain, Yulio memilih pola yang dibawa oleh pemesan. Ini relatif lebih aman dan jarang komplain dari pemesan. Pesanan bukan saja dari Tasikmalaya, tetapi sudah dari luar kota. Tak jarang Yulio juga mendapat pesanan hanya melalui email dengan pola-pola yang sudah pormat gambar di komputer. Dia tinggal mengerjakan dan hasil kerja dikirim ke pemesan melalui email kembali. Desainpun sudah siap masuk mesin bordir komputer dan diproduksi. (k55/ajz)
Kursus Bordir Isi Kekosongan Desainer Bordir Tasik
[caption id=attachment_171743 align=alignleft width=300] ilustrasi (web)[/caption]
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

5 hari yang lalu
Jabar Targetkan Bentuk 5.957 Koperasi Desa Merah Putih

33 menit yang lalu
BI Cirebon Angkat Potensi Kopi Lokal Lewat World of Coffee 2025

17 jam yang lalu
Fraksi PDIP Walk Out, Dedi Mulyadi: Saya Tidak Partisan
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
