Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar ekonomi: Tarif tol Pasteur-Baros tak naik

BANDUNG (bisnis-jabar.com): Rangkuman berita ekonomi dari media massa yang terbit di Bandung hari ini a.l tarif tol Pasteur - Baros tidak naik, beras impor Thailand kurang diminati konsumen, dan PT Len targetkan  pendapatan usaha Rp28 triliun pada 2012. Berikut rangkumannya.

BANDUNG (bisnis-jabar.com): Rangkuman berita ekonomi dari media massa yang terbit di Bandung hari ini a.l tarif tol Pasteur - Baros tidak naik, beras impor Thailand kurang diminati konsumen, dan PT Len targetkan  pendapatan usaha Rp28 triliun pada 2012. Berikut rangkumannya. TARIF TOL PASTEUR-BAROS TAK NAIK: Tarif tol Pasteur Bandung menuju ke Baros, Kota Cimahi atau jalur sebaliknya, dipastikan tetap menggunakan rarif lama, tidak seperti tarif ruas tol lainnya yang mengalami kenaikan Jumat (7/10) ini. Tarif tol jurusan itu tetap senilai Rp1.500 Humas PT Jasa Marga Tol Purbaleunyi, Iwan Mulyawan, mengatakan sebenarnya ada kenaikan sebesar Rp200 di Tol Pasteur menuju Baros atau sebaliknya. Namun, karena pembulatan, tol yang masuk dalam Tol Purbaleunyi itu tidak mengalami perubahan. "Tidak semua ruas Tol Padaleunyi mengalami perubahan tarif. Seperti Baros atau sebaliknya. Sedangkan kalau yang mengalami perubahan tarif di sekitaran Bandung, hanya naik Rp500," katanya. (Tribun Jabar) KADIN INGINKAN LAYANAN KARGO BANDARA: Ketua Kadin Jabar, Agung S Soetisno, mengatakan proses ekspor sejumlah komoditi asal Jabar selama ini menggunakan pelayanan kargou udara tapi pemberangkatannya bukan dari Bandara Husein Sastranegara, melainkan Bandara Soekarno-Hatta. "Bagi eksportir Jabar, itu tidak efisien," kata Agung. Karena itu menurut Agung Bandara Husein harus membuka jalur atau rute penerbanagan yang peruntukannya khusus bagi kargo. "Saya kira, apabila Jabar punya penerbangan kargo yang berangkat dari Bandara Husein, dalam segi biaya dan waktu, itu lebih efektif," ujarnya. (Tribun Jabar) BERAS IMPOR THAILAND TAK DIMINATI: Minat masyarakat untuk membeli beras operasi pasar Bulog Divre Jabar yang ditawarkan pedagang di sejumlah pasar tradisional kota Bandung kini masih kurang. Pasalnya, kkualitas beras impor dari Thailand kurang baik. Seperti yang diungkapkan Budi, pedagang beras di Pasar Kosambi Bandung, Kamis (6/10). Ia menyatakan, minat masyarakat atau konsumen terhadap beras impor Thailand sangat kurang. Disebutkan dalam dua hari beras impor Thailand hanya terjual sekitar 50 kg. Sementara beras lokal yang ditawarkannya tingkat penjualannya bisa mencapai kuintalan. Meski harga beras impor tersebut tak jauh berbeda dengan beras lokal, yakni Rp6.450/kg. "Mungkin ini terkait dengan kualitasnya yang kurang, sehingga konsumen pun memilih beras lokal yang harganya sekitar Rp7.000 sampai Rp7.500 per kg. Apalagi masyarakat Bandung lebih mengutamakan kualitas," jelasnya. (Galamedia) PT LEN TARGETKAN RP2,8 T: PT Len Industri (Persero) optimistis mampu mencapai target usaha senilai lebih dari Rp2,8 triliun pada 2012 mendatang. Presiden Direktur PT Len Industri (Persero) Wahyuddin Bagenda menjelaskan, pendapatan usaha Rp2,8 triliun atau naik 6% dari pendapatan tahun 2011 sebesar Rp1,7 triliun. Beberapa proyek prestisius yang akan ditangani di antaranya proyek fiber optik dengan PT Telkom Indonesia dan proyek sistem persinyalan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Namun, dia belum bisa memastikan berapa nilai proyek dari dua BUMN tersebut. ”Nilai proyek diharapkan mencapai Rp2,8 triliun dan PT Len mendapat profit margin 10%,” kata Wahyudin di sela-sela workshop dalam rangka ulang tahun PT Len Industri ke-20 di Jalan Soekarno- Hatta, Kota Bandung, kemarin. Menurut dia, profit margin menjadi pertimbangan penting bagi perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing itu. Meski PT Len berhasil menorehkan persentase keuntungan cukup signifikan beberapa tahun terakhir, tetapi nilainya masih sangat kecil. Artinya, kontrak proyek yang dikerjakan PT Len masih sebatas beberapa proyek berskala kecil dan sedang. (Seputar Indonesia Jabar) SWASTA AKAN KELOLA KA: Pihak swasta dipastikan akan terlibat menjadi penyedia transportasi massal kereta api (KA) yang selama ini dikuasai PT Kereta Api Indonesia (KAI). Ke depan PT KAI tidak lagi menjadi operator tunggal. Dengan kebijakan tersebut diharapkan ada peningkatan pelayanan moda transportasi tersebut. “Kalau PT KAI ada saingannya akan tercipta persaingan pelayanan antara operator,” ujar Dirjen PerkeretaapianKementerian Perhubungan Tundjung Inderawan di Bandung,kemarin. Menurut dia, keberadaan operator tunggal menjadikan konsumen KA tidak bisa menentukan moda transportasi sesuai keinginan mereka. Hal itu dikhawatirkan membuat operator yang ada tidak melayani maksimal konsumen. Sejumlah rute penting dengan trafik tinggi diperkirakan mendapat sambutan investor seperti rute KA Prambanan Expres (Pramex) yang melayani Kutoarjo-Solo.Namun, tidak menutup kemungkinan pada rute lainnya di Jawa dan Sumatera. (Seputar Indonesia Jabar) (ajijah)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper