Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nelayan di Jabar naikkan bobot kapal minimal 20 GT

Oleh Roberto Purba
foto: bisnis-jabar.com
foto: bisnis-jabar.com

Oleh Roberto Purba [caption id="attachment_57005" align="alignleft" width="300" caption="foto: bisnis-jabar.com"][/caption] BANDUNG: Sebagian nelayan di Jawa Barat memutuskan memperbesar bobot kapal menjadi minimal 20 gross ton karena memiliki daya jelajah cukup bagus untuk mengerek produksi perikanan tangkap. Bahkan, Pemerintah Provinsi Jabar berencana memberikan bantuan sebanyak 14 unit kapal berbobot di atas 30 GT kepada kelompok nelayan. Bantuan tersebut merupakan upaya percepatan pergantian kapal di bawah 10 GT menjadi 30 GT untuk memaksimalkan hasil tangkapan ikan. Ahmad Hadadi, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jabar, mengatakan bantuan kapal tersebut akan diberikan kepada nelayan antara lain di Kabupaten Indramayu, Cirebon, Subang,dan Sukabumi. “Kami telah memberikan bantuan satu unit kapal di atas 30 GT pada tahun lalu. Untuk 2011, tim akuntabilitas sedang survei ke lapangan untuk menyeleksi nelayan dan kelompok nelayan mana saja yang memenuhi syarat untuk menerima kapal besar tersebut,” katanya kepada Bisnis, hari ini. Selain melihat kesiapan para nelayan, dia menambahkan, perlu pula mempertimbangkan kesiapan infrastruktur, seperti apakah pelabuhannya di daerah itu sudah bisa disinggahi kapal berbobot di atas 30 GT. Menurut Hadadi, kapal besar ini memiliki beberapa keuntungan bagi para nelayan, antara lain bisa berlayar lebih jauh lagi. Mobilitas nelayan menjadi lebih luas, sehingga tidak hanya mengarungi laut Jabar Utara. “Nelayan bisa menjangkau Kalimantan dan Sumatera sehingga hasil tangkapannya akan lebih banyak,” katanya. Dia mengatakan muatan kapal 30 GT jauh lebih besar dibandingkan dengan kapal berbobot di bawah 10 GT. “Kapal 30 GT bisa memuat sekitar 20 – 30 ton ikan,” katanya. Rusmadi, Manajer Tempat Pelelangan Ikan Karangsong sekaligus pengelola Koperasi Nelayan Mina Sumitra, Indramayu, mengatakan hampir 85% dari sekitar 350 kapal nelayan di Indramayu sudah menggunakan kapal di atas 20 GT. Menurut dia, upaya nelayan Indramayu meningkatkan kapasitas kapal sudah berlangsung sejak 2008. Bahkan, apabila dirata-ratakan, saat ini terdapat sekitar 3 kapal baru berbobot di atas 20 GT setiap bulannya di Indramayu. “Nelayan semakin sadar untuk meningkatkan hasil tangkapan membutuhkan dukungan infrastruktur memadai, seperti kapal dan alat tangkap. Biaya membuat kapal di atas 20 GT sekitar Rp1,3 miliar,” katanya. Rusmadi mengatakan rata-rata nelayan di Indramayu menangkap ikan hingga Kalimantan dan Natuna dengan masa melaut sekitar 2 bulan. Produksi ikan di TPI Karangsong Indramayi rata-rata mencapai 70 ton per hari. Dia mengatakan hasil tangkapan nelayan dengan menggunakan kapal berbobot besar relatif stabil, sehingga pasokan ikan ke TPI tidak pernah kosong. (Ajijah)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper