Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Haruskah ponsel dilarang masuk sekolah?

Hape, memang, punya sejuta pesona. Mulai dari penyambung silaturahmi, alat bisnis, sarana hiburan, pemutara musik, dan laen sebagaenyah, lur. Sayang, dalam perjalanannya kini, banyak penyalahgunaan ponsel di masyarakat.

Hape, memang, punya sejuta pesona. Mulai dari penyambung silaturahmi, alat bisnis, sarana hiburan, pemutara musik, dan laen sebagaenyah, lur. Sayang, dalam perjalanannya kini, banyak penyalahgunaan ponsel di masyarakat. Misalnya fasilitas Internet digunakan pengguna di bawah umur dalam mengakses hal kurang elok, seperti situs video atau gambar porno. Bagi segelintir murid sekolah, penggunaan ponsel juga sering menyita waktu, bahkan saat belajar sekalipun. Ada pula yang menjadikan sarana pesan instan macam Yahoo Messanger sebagai sarana berbuat curang kala ujian. Giliran guru nerangin pelajaran, eh malah asyik main games atau update status di Facebook. Wah, gawattt, lur. Fenomena itulah yang kemudian membuat sejumlah sekolah melarang/membatasi anak didiknya membawa ponsel ke ke dalam lingkungan sekolah. Berdasarkan penelusuran Hape Bandung, ada sejumlah kota di Indonesia yang telah melakukannya. Yang paling edun dilakukan di Kediri, Jawa Timur. Dinas pendidikan setempat melarang semua siswa SD-SMP membawa ponsel saat jam sekolah. Peraturan itu juga diterapkan Dinas Pendidikan Papua. Kota dan Kab. Bandung, dalam skala kecil, juga ikut bagian. SMP Taruna Bakti yang berlokasi di bilangan RE Martadinata No 52, Kota Bandung termasuk salah satu sekolah yang menerapkan larangan penggunaan ponsel sejak tahun ajaran 2009/2010, pada Juni tahun lalu. Drs Yahanto, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Taruna Bakti, bilang larangan diberlakukan guna menciptakan kenyamanan proses belajar mengajar. Sekalipun, pihaknya sadar akan pentingnya ponsel bagi siswa. Akan tetapi, sambung dia, ada tiga alasan utama larangan itu terpaksa diterapkan. Pertama, persaingan kepemilikan ponsel telah menciptakan kecemburuan sekaligus kesenjangan sosial sesama siswa. “Tak dapat dipungkiri, persaingan sering terjadi di antara siswa. Yang sangat kami khawatirkan, anak makin berlomba menunjukkan ponsel lebih bagus dari temannya, sehingga memberatkan orang tua dan menciptakan kesenjangan sosial.” Kedua, ucap Yahanto, pihaknya pihaknya ingin mengurangi penyalahgunaan ponsel pada diri siswa. Misalnya, anak-anak malah asyik ngulik hape saat jam belajar, sampai-sampai berani mengakses situs yang belum layak dilihat siswa. Ketiga adalah ingin mengurangi risiko kehilangan atau pencurian ponsel di lingkungan sekolah terkenal itu. “Kami sadar kalau handphone salah satu kebutuhan setiap orang, terutama anak didik. Tapi aturan harus diberlakukan,” katanya. Peraturan senada diterapkan di Yayasan Pendidikan Al-Ma’soem di Rancaekek, Kab. Bandung. Di sekolah ini, siswa SD Al-Ma’soem dilarang keras membawa ponsel ke sekolah sementara SMP-SMA diperbolehkan namun terbatas. Yayat Hidayat, Pengelola Yayasan Al-Ma’soem, bilang bahwa siswa sekolah menengah tersebut hanya diperbolehkan membawa ponsel standar atawa yang cuma bisa untuk kirim SMS dan menelepon saja. “Kami hanya membolehkan siswa menggunakan yang standar, tidak boleh ada kamera, dan fitur canggih lainnya. Ini merupakan bagian dari kegiatan kami mendidik siswa,” ujarnya kepada Hape Bandung, pekan lalu. Dia bilang, hape yang sebenarnya bermanfaat, akhirnya jadi kerap menciptakan ketidaknyamanan di sekolah. Saat belajar, anak malah asyik utak-atik hape, tidak memperhatikan ibu-bapak gurunya. Selain itu, yang paling dikhawatirkan sekolah Islami ini, adalah ponsel dijadikan alat mengakses video atau gambar porno. Makanya, kalau siswa sampai nekat membawa ponsel dengan fitur canggih, akan kena sanksi. ”Kami memberikan poin sanksi 60 ke siswa yang melanggar peraturan tersebut. Lalu, ponselnya boleh diambil orang tua siswa langsung. Bila ketahuan dua kali, terpaksa kami menyitanya dan disumbangkan ke Musa’adatul Ummah Al-Ma’soem (salah satu unit Yayasan Al-Ma’soem yang bergerak di bidang sosial,red),” tambahnya. Tentunya, kedua sekolah itu tak mau bertindak arogan. Apabila Al-Ma’soem memberi toleransi penggunaan ponsel fitur standar pisan, maka SMP Taruna Bakti menyediakan telepon umum yang disediakan PT Telkom. ”Telepon umum bisa digunakan sebagai alternatif, di tengah peraturan larangan [membawa hape] diberlakukan. Siswa tetap dapat berkomunikasi dengan telepon umum,” timpal Wakil Kepala Sekolah Taruna Bakti, Drs. Yahanto. Siswa dan guru setuju Trus, kumaha respon siswa atas aturan itu? Ternyata, rata-rata menyetujuinya. Yohana Casturina (17), siswa kelas 11 bilang, dirinya setuju dengan aturan itu karena ponsel fitur canggih emang rawan disalahgunakan. “Aku sih setuju aja karena pengguna HP yang ada internet, video, dan sebagainya berpotensi mengandung unsur negatifnya. Tetapi, memang kembali ke pribadi masing-masing siswa,” ujarnya. Friska Augustin (14), salah seorang siswi SMP Taruna Bakti bilang, dirinya secara prinsip setuju dengan peraturan larangan penggunaan ponsel di sekolahnya. Apalagi, ada solusi lain yang diberikan. “Alhamdulillah, udah ada telepon umum kan. Namun, saya rasa masih kurang. Yah misalnya, gimana coba kalo lagi di angkot, terus hujan gede atau ada halangan yang lain. Nah, orang tua otomatis pasti khawatir dan sulit menghubungi,” ujarnya. Secara keseluruhan, sambung Dra Sri Suhartini, salah seorang staf guru di SMP Taruna Bakti bilang, kondisi sekolah dibuat lebih nyaman setelah aturan itu diterapkan. Proses transfer ilmu di kelas jadi berjalan lebih lancar. “Ya, setelah diberlakukan larangan, kami merasa lebih tenang. Sebelumnya, banyak siswa maen HP saat belajar, sekarang tidak ada lagi. Selain itu, risiko kehilangan barang juga sangat rendah. Beban kami lumayan berkurang sekarang,” katanya. Kalau orang dewasa saja banyak yang dibikin lupa waktu oleh layanan ponsel, maka dulur Hape Bandung...rasanya emang tidak berlebihan jika ponsel sampai harus dilarang/dibatasi penggunaannya di lingkungan sekolah. (MSU) Tulisan ini pernah dipublikasikan di Tabloid Hape Bandung terbitan tahun 2010


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper