Bisnis.com, BANDUNG—Investasi reksadana diprediksi akan mengalami pergeseran dari reksadana saham menjadi reksadana pendapatan tetap di 2017.
Executive Director dan Country Head of Weath Management Standard Chartered Bank Bambang Simon Simarno mengungkapkan di 2017 kinerja reksadana akan semakin positif jika dibandingkan dengan 2016, namun akan terdapat pergeseran.
“Perbandingan kinerja reksadana di 2017 akan lebih positif. Salah satu faktor pendorongnya adalah adanya kenaika harga komoditas. Namun, di 2017 adanya pergeseran investasi reksadana dari reksadana saham menjadi reksadana pendapatan tetap,” paparnya, Kamis (16/2) di Bandung.
Bambang menjelaskan salah satu penyebab pergeseran ini karena adanya pemotongan suku bunga oleh Bank Indonesia di 2016 hingga mencapai 150 bps. Pemotongan tersebut berdampak pada harga pendapatan tetap atau obligasi yang semakin membaik.
Dia pun sedikir mereview terkait kinerja reksadana beberapa tahun terakhi. Di 2014, rata-rata imbal reksadana cukup tinggi hingga mencapai 30%. Sayangnya, di 2015 imbal reksadana anjlok mengarah ke negatif.
Pertumbuhan positif mulai kembali membaik di 2016. Secara data, industri reksadana bertumbuh sekitar 23% yakni dari Rp 240triliun menjadi sekitar Rp300triliun.
Namun, Bambang tak memungkiri reksadana saham akan lebih bagus jika dibandingkan di 2016. Pasalnya, sejumlah komoditas ekspor, khususnya batu bara dan harga minyak mulai membaik.
“Kami memiliki pandangan kinerja reksadana saham akan lebih bagus jika dibandingkan tahun lalu,” tambahnya.