Bisnis.com, BANDUNG - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), melalui Srategic Business Unit (SBU) Garuda Indonesia Cargo menjadikan Bandung sebagai salah penunjang pertumbuhan terbesar bisnis pengiriman kargo udara yang mereka garap pada tahun ini.
Chief Executive Officer Aerologistic Joni Gusmali AS mengatakan, pada tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10-15% dan untuk Bandung targetnya jauh lebih tinggi hingga dua kali lipatnya.
"Karena Bandung ini super. Banyak kargo berupa garmen asal Tasikmalaya dan Majalaya hingga sayuran yang dikirim dari Bandung. Untuk sayuran pada umumya dikirim untuk Batam dan Kalimantan. Biasanya ada peningkatan 10% setiap tahunnya," katanya, kepada wartawan saat launching Road Feeder Service (RFS) Cargo di Bandung, Senin (2/3/2015).
RFS merupakan layanan tambahan dari kargo Garuda Indonesia yang merupakan 'up selling product' dari dan ke Bandung dengan menggunakan 'direct AWB Garuda' dengan CGK dijadikan sebagai Station Transit.
Dengan cara ini, pelanggan memiliki kepastian jadwal kedatangan barang ke tempat tujuan. Barang atau dokumen yang dikirim via Garuda akan diangkut dua kali per harinya.
Garuda sengaja meluncurkan RFS di Bandung untuk meningkatkan bisnis kargo dari Bandung khususnya ke arah timur Jawa Barat seperti Kab Garut dan Tasikmalaya. Salah satu kelebihan RFS ini terkait keamanan barang-barang yang dikirim dari Bandung melalui pemeriksaan sesuai standar keamanan internasional karena Garuda sudah memperoleh sertifikat.
Menurut dia, potensi pasar kargo di Bandung per harinya mencapai 50 ton. Akan tetapi, tidak semua barang-barang tersebut dikirim menggunakan pesawat sehingga kue yang ada diperkirakan 14 ton. Untuk itu, Garuda menargetkan separuhnya.
"Dari Bandung yang langsung lewat Bandara Husein sendiri juga ada sekitar 12 ton. Karena pesawat yang ada di Bandung ukurannya kecil, sehingga tidak semua kargo bisa dibawa dan tidak semua daerah terjangkau dari Bandung sehingga lewat Jakarta menjadi pilihan," ujarnya.