Bisnis.com, GARUT - Kabupaten Garut mencatat angka pengangguran tertinggi di wilayah Priangan Timur menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 H. Berdasarkan data terbaru, jumlah pengangguran di Garut mencapai 100.108 orang.
Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kabupaten dan kota lain di Priangan Timur, seperti Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 38.326 orang, Kota Tasikmalaya 25.644 orang, Ciamis 22.974 orang, Banjar 5.967 orang, dan Pangandaran 4.380 orang.
Tingginya angka pengangguran menandakan adanya masalah serius dalam sektor ketenagakerjaan di kabupaten ini. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di Garut. Salah satunya adalah terbatasnya lapangan pekerjaan di sektor formal.
Meski sektor pertanian masih mendominasi perekonomian Garut, banyak tenaga kerja muda yang tidak tertarik bekerja di sektor ini karena upah yang rendah dan minimnya jaminan sosial.
Selain itu, pertumbuhan industri di Garut masih tertinggal dibandingkan daerah lain. Minimnya investasi di sektor manufaktur dan pariwisata membuat kesempatan kerja terbatas.
Banyak lulusan sekolah dan perguruan tinggi di Garut yang kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai bidangnya.
Baca Juga
Tingginya angka pengangguran di Garut berdampak langsung pada perekonomian masyarakat. Banyak keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi karena anggota keluarganya tidak memiliki pekerjaan tetap.
Sekretaris Daerah Kabupaten Garut Nurdin Yana mengatakan pihaknya telah merancang program jangka panjang yang mencakup berbagai aspek pembangunan ekonomi dan sosial.
“Kami akan fokus pada pembukaan lapangan pekerjaan, peningkatan investasi, serta pengembangan infrastruktur, seperti jalan usaha tani. Selain itu, kami juga akan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) agar sektor pertanian lebih produktif,” ujar Nurdin.
Salah satu target utama dari program ini adalah menurunkan angka kemiskinan ke level satu digit. Pemerintah daerah juga mendorong kerja sama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, sektor swasta, dan masyarakat, untuk bersama-sama mengatasi kemiskinan ekstrem.
Selain itu, tingginya angka pengangguran juga berdampak pada meningkatnya angka migrasi tenaga kerja ke kota besar. Banyak warga Garut yang memilih mencari pekerjaan di luar daerah, bahkan hingga ke luar negeri sebagai tenaga kerja migran.
Tidak hanya itu, pengangguran yang tinggi juga dapat meningkatkan potensi permasalahan sosial, seperti kriminalitas dan kemiskinan. Masyarakat yang kesulitan ekonomi cenderung rentan terhadap praktik-praktik ilegal, termasuk perjudian dan penyalahgunaan narkoba.
Sebelumnya, Ribuan pekerja di PT Danbi Internasional, pabrik bulu mata di Garut, menghadapi ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) setelah perusahaan tersebut dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada 10 Februari 2025.
Keputusan ini memicu gelombang protes dari para pekerja yang mendirikan tenda darurat di depan pabrik untuk menuntut kejelasan nasib mereka. Pemerintah Kabupaten Garut, melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, menyatakan akan berkoordinasi dengan berbagai pihak guna mencari solusi bagi karyawan terdampak.
Sementara itu, Wakil Bupati Garut Putri Karlina menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam memastikan hak-hak pekerja tetap terpenuhi di tengah gejolak yang terjadi.
