Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Buruk Jadi Kendala Penerapan Peduli Lindungi di Objek Wisata

Pengelola dari masing-masing destinasi sudah menyiapkan aplikasi Peduli Lindungi. Selain itu juga diberikan fasilitas tempat cuci tangan, sabun/handsanitizer, dan bahkan Satgas Covid-19.
Kadisparbud Jabar Dedi Taufik
Kadisparbud Jabar Dedi Taufik

Bisnis.com, BANDUNG—Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat menggelar monitoring penerapan aplikasi Peduli Lindungi serta protokol kesehatan di sejumlah destinasi wisata favorit.

Kadisparbud Jabar Dedi Taufik mengatakan di Kabupaten Bogor, pelaksanaan monitoring diadakan di Taman Safari dan Gunung Mas Puncak yang selalu ramai pengunjung setiap akhir pekan.

“Menurut pengamatan, pengelola dari masing-masing destinasi sudah menyiapkan aplikasi Peduli Lindungi. Selain itu juga diberikan fasilitas tempat cuci tangan, sabun/handsanitizer, dan bahkan Satgas Covid-19,” katanya, Senin (8/11/2021).

Hal sama ditemukan di beberapa destinasi wilayah Bandung seperti Great Asia Afrika, Farm House, dan Lembang Park & Zoo. Namun pada pelaksanaan teknis ada sejumlah kendala.

“Pengelola sudah memasang QR Code Peduli Lindungi, namun terjadi kendala serupa yaitu kurang stabilnya sinyal di tiap-tiap destinasi. Selain itu jumlah QR Code dinilai kurang banyak sehingga terjadi sedikit penumpukan khususnya di area pintu masuk,” tuturnya.

Meski demikian, menurutnya penerapan protokol kesehatan di dalam destinasi berjalan dengan baik. Selain itu pengelola juga rutin mengimbau wisatawan untuk terus menggunakan masker dan menghindari kerumunan.

Tim monitoring juga disebar ke Taman Satwa Cikembulan dan Wana Wisata Papandayan yang ada di Kabupaten Garut. Kegiatan serupa juga dilakukan di Taman Bunga Nusantara serta Kebun Raya Cibodas di Kabupaten Cianjur.

“Menurut hasil pengamatan, tingkat kunjungan berada di level rendah hingga sedang. Selain itu, penerapan QR Code dan protokol kesehatan dilakukan dengan sangat baik,” katanya.

Dedi memastikan kegiatan monitoring juga dilakukan di beberapa destinasi pada minggu-minggu sebelumnya. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui tingkat keramaian pengunjung dalam potensi revenge tourism di masa pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper