Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebutuhan Musim Rendeng, Ketersediaan Pupuk Bersubsidi Dipastikan Aman

VP Komunikasi Perusahaan PT Pupuk Kujang Cikampek Ibrahim Herlambang menuturkan, saat ini stok pupuk, baik jenis urea, NPK dan pupuk organik bersubsidi cukup melimpah.
Petani menabur pupuk pada tanaman padi /ANTARA
Petani menabur pupuk pada tanaman padi /ANTARA

Bisnis.com, KARAWANG – PT Pupuk Kujang Cikampek menjamin stok pupuk bersubsidi untuk kebutuhan musim tanam rendeng (medio Oktober-Maret) 2021 aman. Dengan begitu, petani tak perlu risau dan bisa terus bersemangat untuk mengolah pesawahannya.

VP Komunikasi Perusahaan PT Pupuk Kujang Cikampek Ibrahim Herlambang menuturkan, saat ini stok pupuk, baik jenis urea, NPK dan pupuk organik bersubsidi cukup melimpah. Berdasarkan data per Senin (11/10/21), stok pupuk subsidi jenis urea di Karawang mencapai 4.919,65 ton, atau 203 persen dari stok minimum yang ditentukan pemerintah.

“Untuk NPK, stoknya juga melimpah. Saat ini, mencapai 1.971,70 ton atau 212 persen dari stok minimum ketentuan pemerintah. Sedangkan, untuk stok pupuk organik Karawang juga mencapai 555,26 ton, atau 309 persen dari ketentuan stok minimum,” ujar Ibrahim dalam rilis yang diterima Bisnis.com, Selasa (12/10/2021).

Ibrahim menjelaskan, secara umum stok pupuk untuk wilayah Jawa Barat juga juga cukup aman. Dari data yang ada, jumlah stok pupuk subsidi di Jawa Barat, baik yang ada di lini I dan lini III itu bisa mencukupi untuk kebutuhan selama enam pekan ke depan. Adapun jumlah stok pupuk subsidi yang berada di lini I dan lini III, itu 211,1 ribu ton. Jika di persentasekan, jumlahnya 342 persen dari stok minimum ketentuan pemerintah.

“Rinciannya adalah, pupuk urea 148.668 ton, NPK Phonska 31.076 ton, SP-36 12.866 ton, ZA 4.995 ton, dan organik 13.516 ton,” jelasnya.

Sementara itu, VP Sales Region 3A Pupuk Indonesia Aviv Ahmad Fadhil menambahkan, sebagai produsen Pupuk Indonesia berkewajiban untuk menyalurkan pupuk subsidi sesuai penugasan atau alokasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal mana, pada 2021 ini alokasi pupuk subsidi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 49 Tahun 2020, itu sebanyak 9,04 juta ton, serta 1,5 juta liter pupuk organik cair.

“Sedangkan untuk jumlah penyalurannya ke berbagai daerah, kami berpedoman pada Surat Keputusan (SK) dari Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten,” ujar Aviv.

Aviv menjelaskan, sebagai bentuk optimalisasi distribusi Pupuk Indonesia juga telah memanfaatkan Distribution Planning and Control System (DPCS). Teknologi informasi ini merupakan sistem terintegrasi yang didesain untuk melakukan kontrol rantai pasok distribusi pupuk subsidi secara optimal.

Adapun sistem DPCS Pupuk Indonesia tersebut didukung oleh jaringan distribusi yang luas. Diantaranya, empat unit pengantongan, enam unit Distribution Center (DC), 203 kapal laut, 6.000 lebih truk, 600 gudang penyangga dan distributor dengan kapasitas 2,7 juta ton, serta memiliki jaringan 1.200 distributor dengan 29.000 lebih kios resmi.

“Datanya realtime, jadi kami dapat memantau stok pupuk subsidi mulai dari lini produksi hingga kios-kios resmi,” kata dia.

Lebih lanjut Aviv menambahkan, sejauh ini perusahaannya juga turut aktif memonitor penyaluran pupuk bersubsidi ini. Supaya, pupuk tersebut bisa sampai ke petani dengan prinsip, tepat tempat, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, tepat jenis dan tepat waktu.

Adapun kuota pupuk subsidi, kata dia, hanya diperuntukan bagi kelompok tani sesuai alokasi Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang diinput ke dalam sistem dengan basis NIK melalui E-RDKK.

Jadi, data diri sebagai kelompok tani dalam E-RDKK sangatlah penting. Karena, itu menjadi acuan pemerintah dalam menetapkan alokasi subsidi untuk para petani di setiap wilayah. Sehingga sasaran penerima pupuk subsidi akan tepat sasaran sesuai kebutuhannya.

“Bagi yang tidak terdaftar dalam E-RDKK, perusahaan kami juga tetap menyediakan pupuk nonsubsidi untuk para petani. Untuk di Jabar, ada stok sebanyak 7.809 ton dengan rinciannya urea 3.463 ton, NPK 3.108 ton, SP-36 929 ton, ZA 275 ton, dan Organik 34 ton,” pungkasnya. (K60)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Asep Mulyana
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper