Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lockdown Gedung Sate Berakhir, Mayoritas ASN Masih Bekerja dari Rumah

Pembatasan masih tetap diberlakukan dengan mengurangi jumlah ASN yang beraktivitas di Gedung Sate dan Gedung A yang menjadi pusat administrasi.
Gedung Sate/Istimewa
Gedung Sate/Istimewa

Bisnis.com, BANDUNG — Setda Jawa Barat sudah kembali membuka aktivitas di Gedung Sate, Kota Bandung, setelah hampir 10 hari menutup Pusat Pemerintahan Jawa Barat tersebut.

Kasubag Rumah Tangga Biro Umum Setda Jawa Barat Giri Sugiono mengatakan kebijakan lockdown Gedung Sate sudah dicabut sejak Jumat (10/6/2021) lalu. Mengingat proses tracing dan penanganan 40 orang ASN yang terdeteksi positif Covid-19 sudah selesai.

“Dari 40 itu memang bercampur antara ASN dan keluarganya,” katanya kepada Bisnis, Senin (14/6/2021).

Menurutnya usai lockodown dibuka, pembatasan masih tetap diberlakukan dengan mengurangi jumlah ASN yang beraktivitas di Gedung Sate dan Gedung A yang menjadi pusat administrasi. “Sekarang kami cek yang masuk per Senin ini hanya 130 orang, sisanya bekerja dari rumah,” katanya.

Total antara ASN dan non ASN yang bekerja di Gedung Sate normalnya mencapai 1.400 orang. Dari satuan pengamanan saja per sif berisi 80 orang. Menurut Giri pasca-lockdown juga pihaknya makin ketat menyeleksi tamu yang masuk ke dalam Gedung Sate.

“Tapi memang, kadang-kadang surat itu sebenarnya bisa dititip di satpam, tapi masih ada yang ingin mengantarkan langsung ke ruang TU pimpinan,” paparnya.

Sebelumnya, Sekretariat Daerah Jawa Barat kembali menutup Gedung Sate dari aktivitas kerja setelah 32 ASN dinyatakan positif Covid-19.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan penutupan Gedung Sate dilakukan sementara usai pihaknya mendapati ada satu klaster menyebabkan puluhan ASN positif.

“Kami nilai membuat situasi di tempat kerja atau Gedung Sate ini harus dilakukan penutupan sementara, karena terdapat 32 ASN di Pemprov Jawa Barat yang terpapar Covid,” katanya lewat video rilis Kamis (3/6/2021).

Ridwan Kamil mengatakan menyikapi hal tersebut pihaknya langsung melakukan tracing kepada seluruh yang terpapar juga keluarganya. Klaster ini menurutnya kemungkinan muncul usai kunjungan kerja ke Jakarta.

“Dan didapati fakta bahwa kejadiannya adalah pascalebaran, di saat ada satu rombongan ke Jakarta melakukan pertemuan di Kementerian, kemudian dari situ menjadi sumber keterpaparan,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper