Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Kedelai Naik, Ridwan Kamil Koordinasi dengan Kementan

Ridwan Kamil mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Perum Bulog agar masalah ini segera teratasi mengingat kedelai merupakan bahan baku paling dibutuhkan oleh industri tempe tahu dan turunannya.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com,BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan kenaikan harga kedelai yang menyebabkan sejumlah produsen tempe tahu berhenti produksi tengah dicarikan jalan keluar.

Ridwan Kamil mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Perum Bulog agar masalah ini segera teratasi mengingat kedelai merupakan bahan baku paling dibutuhkan oleh industri tempe tahu dan turunannya.

“Kita terus mengkoordinasikan dengan kementan juga Bulog, karena kedelai ini kebutuhan utama Jabar,” katanya di Bandung, Selasa (1/6/2021).

Menurutnya para produsen tahu, kecap masih menggantungkan bahan baku kedelai yang sejauh ini masih impor. Pemprov Jawa Barat sendiri menurutnya meski tidak memiliki tupoksi dalam urusan pengendalian harga namun sudah melakukan operasi pengendalian dan berkoordinasi untuk menghasilkan tindakan yang tepat.

Dia menilai riak soal kedelai tetap akan disikapi oleh para produsen dengan solusi menaikkan harga, karena itu pihaknya yakin produsen yang awalnya mogok produksi saat ini sudah kembali beroperasi.

Pemprov Jabar sendiri menurutnya memiliki sistem pengendalian ketahanan pangan yang akan bergerak ke lapangan begitu ada dinamika.

“Setiap sumber pangan naik, tim ketahanan pangan bergerak, bisa di level tupoksinya atau koordinasi dengan pemerintah pusat,” tuturnya.

Sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait ancaman mogok dari para produsen tahu dan tempe akibat terus tingginya harga kedelai dan kelangkaan di sejumlah pemasok.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Eem Sujaemah mengatakan sejak Januari 2021 lalu pihaknya bersama Satgas Pangan, Dinas Ketahan Pangan dan Peternakan, juga Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) menggelar operasi pasar sesuai arahan Kementerian Perdagangan dan Badan Ketahan Pangan Kementerian Pertanian.

Operasi pasar dilakukan mengingat harga jual kedelai di pasaran sejak Desember 2020 terus mengalami kenaikan.

Namun upaya operasi pasar ini tidak bisa memenuhi kebutuhan produsen yang terus tinggi, sementara pasokan impor kedelai semakin susut. Tingginya kebutuhan kedelai dalam negeri tidak bisa diimbangi oleh besaran pasokan dari importir.
“Berdasarkan keterangan Kementerian Perdagangan importir lagi susah, Amerika sebagai importir lagi banyak permintaan. Kedelai di kita ada, tidak langka namun harganya mencapai Rp10.500—Rp10.700 per kilogram,” katanya di Bandung, Kamis (27/5/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper