Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Purwakarta Dirancang Jadi Pusat Distribusi Logistik di Jabar

Pusat distribusi perdagangan berbeda dengan pasar induk. Semua komoditas yang didistribusi ke lokasi ini tidak dijual bebas.
Ilustrasi - Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta Timur./Antara-Aprillio Akbar
Ilustrasi - Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta Timur./Antara-Aprillio Akbar

Bisnis.com, PURWAKARTA – Kabupaten Purwakarta dirancang menjadi salah satu daerah pengendalian distribusi logistik di Jawa Barat, khususnya untuk komoditas pertanian.

Tahun ini Pemprov Jabar merencananan pembangunan pusat distribusi perdagangan (PDP) ini di wilayah tersebut.

“Pembangunan PDP ini merupakan hajat Pemprov Jawa Barat,” ujar Kabid Perdagangan pada Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kabupaten Purwakarta,Wita Gusrianita, Jumat (5/3/2021).

Dari informasi yang diterima jajarannya, Wita menyebutkan PDP dibangun sebagai bagian dari upaya pengendalian barang pokok penting berkaitan dengan komoditas pertanian. Rencananya, PDP akan mulai dibangun pada tahun ini.

Wita menuturkan PDP ini bertujuan jangka panjang untuk pengendalian distribusi logistik. Dengan kata lain, ketika distribusi barang pokok penting tidak lancar atau terjadi lonjakan harga, PDP yang akan turun tangan.

Secara garis bersar, dia menjelaskan, peran PDP ini berbeda dengan pasar induk. Semua komoditas yang didistribusi ke lokasi ini tidak dijual bebas.

PDP berperan dalam menyuplai distributor atau pasar-pasar yang ada. seperti Pasar Induk Cikopo. Keberadaan PDP ini bersinergi dengan pasar atau distributor yang ada, tidak menjadi pesaing.

Rencananya, sambung Wita, pembangunan lokasi untuk PDP ini berada di Jalan Raya Sadang-Subang, tepatnya sekitar areal balai pembibitan pertanian milik Pemprov Jawa Barat di Kecamatan Cibatu.

Menurutnya, keberadaan PDP ini juga bisa dimaksimalkan oleh para petani sebagai penyuplai komoditas pertanian di Purwakarta.

Terkait harga komoditas sayuran di wilayahnya, tambah dia, harga cabai rawit masih meraja. Berdasarkan catatan di tiga pasar yang ada, yakni Pasar Wanayasa, Leuwipanjang dan Citeko, harga komoditas itu masih bertahan di level Rp100 ribu per kilogramnya.

“Untuk Cabai rawit memang bukan kebutuhan pokok masyarakat. Tapi tetap kita pantau,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Asep Mulyana
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper