Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! 2.000 Hektare Sawah di Pantura Subang Alami Puso

Ada 11 ribu hektare sawah di Subang terdampak banjir. Bahkan, 2.000 hektare di antaranya mengalami puso. 
Ilustrasi - Sawah dilanda banjir./Antara-Syaiful Arif
Ilustrasi - Sawah dilanda banjir./Antara-Syaiful Arif

Bisnis.com, SUBANG - Banjir yang melanda Kabupaten Subang, beberapa pekan kemarin, berdampak serius terhadap sektor pertanian.

Berdasarkan catatan Dinas Pertanian dan Perkebunan setempat, ada 11 ribu hektare sawah terdampak banjir. Bahkan, 2.000 hektare di antaranya mengalami puso

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Subang Hendrawan mengatakan Subang merupakan salah satu wilayah sentra padi di Indonesia. 

Termasuk di wilayah pantura, hamparan sawah terlihat bak permadani. Karenanya, saat pantura terendam banjir, areal persawahan turut terdampak.

"Petani kita merugi akibat banjir kemarin," ujar Hendrawan, kepada sejumlah awak media, Selasa (2/3/2021).

Berdasarkan catatan, sawah yang terendam ada 11 ribu hektare. Dari jumlah tersebut, 2.000 hektare di antaranya puso. Sehingga, petani mengalami gagal panen. Padi yang gagal panen itu, terhitung semenjak 60 hari setelah tanam (HST).

Dari 2.000 hektare yang puso, lanjut Hendrawan, jika dikalkusi kerugiannya mencapai Rp6 miliar. Adapun upaya penanganan ke depan, pihaknya harus membuat kegiatan terpadu guna menanggulangi dampak banjir di lahan daerah aliran sungai (DAS).

DAS wilayah selatan, ujarnya, banyak lahan-lahan yang gundul dan mengalami erosi. Material tanah menjadi penyebab pendangkalan sungai dan mengalir ke wilayah utara.

Itu sebabnya kegiatan konservasi lahan harus segera di mulai. Kemiringan tepi DAS yang gundul di atas 20 persen dapat menimbulkan risiko longsor dan membahayakan masyarakat setempat.

"Sedimentasi tanah yang terbawa arus sungai akan menjadikan pendangkalan sungai, diperparah dengan debit air melimpah dan curah hujan yang tinggi sehingga dapat menyebabkan kebanjiran," ujarnya.

Ditanya penanganan sarana prasarana pertanian seperti irigasi di wilayah pantura banyak yang jebol, Hendrawan menyebutkan irigasi sebagian besar dibangun tidak permanen. Sehingga, ketika curah hujan tinggi tanggung-tanggul pun rawan jebol.

Salah satu solusi alternatifnya, kata dia, dengan pembangunan Bendungan Sadawarna di Kecamatan Cibogo.

Bendungan itu diharapkan bisa menampung air hujan. Sehingga, air hujan yang mengalir melalui sungai ke wilayah hilir, bisa termininalisasi.

Selain itu, bendungan tersebut juga dapat menjadi saluran irigasi dan penampungan untuk sarana perikanan, parawisata dan penggerak turbin.

Jika bendungan ini sudah jadi, kemungkinan 75 persen banjir di pantura akan tertanggulangi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Asep Mulyana
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper