Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menyala untuk Metropolitan Rebana

Di tengah rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tengah menggenjot pembentukan Kawasan Super Koridor Ekonomi di utara Jawa Barat sebagai akselerasi pemulihan ekonomi di Jawa Barat, PLN pun jemput bola memastikan pemenuhan kebutuhan enegi listrik di kawasan yang seksi disebut Kawasan Metropolitan Rebana tersebut.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

"Jika permasalahan di Jawa Barat tuntas, maka 1/5 permasalahan di Indonesia entas," itu adalah statement Gubernur Jawa Barat Ridwan beberapa waktu lalu di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka.

Seiring sejalan, visi yang sama dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero. Di tengah rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tengah menggenjot pembentukan Kawasan Super Koridor Ekonomi di utara Jawa Barat sebagai akselerasi pemulihan ekonomi di Jawa Barat, PLN pun jemput bola memastikan pemenuhan kebutuhan enegi listrik di kawasan yang seksi disebut Kawasan Metropolitan Rebana tersebut.

Manajer PLN UP3 Purwakarta Rahmi Handayani dengan optimis menggambarkan bagaimana besarnya proyeksi perkembangan kawasan Metropolitan Rebana. Ia menyebut Jawa Barat menjadi magnet investasi di Jawa Barat merujuk pada permintaan pemenuhan energi listrik industri besar dan menengah yang meroket.

"Terkait dengan perkembangan industri di Indonesia, terus terang Jabar menjadi destinasi dari para investor, kalau ketersiapan pasokan listrik kita 35.000 mw atau 35 Gw, itu sudah dimulai beberapa tahun lalu, jadi ketika industri ini masuk, pembangkit kita siap, walaupun sebenarnya pembangkit belum siap pun misalnya, dengan pasokan yang sekarang ini sudah memadai," kata Rahmi pada bisnis.

Bagi Rahmi, keberadaan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang menjadi salah satu daya tarik bagi investor menjalankan usaha di area pemasarannya, yakni dari Purwakarta Kota hingga Subang. Tentu saja, pertimbangan lain seperti koneksi menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati dan Tol Cipali menjadi pelengkap kemantapan investor berlabuh di Kawasan Industri Baru, Metropolitan Rebana.

"Yang pasti Pelabuhan Patimban sebagai PSN [Proyek Strategis Nasional], ini pengaruhnya ke PLN cukup signifikan, karena PLN sebagai perusahaan listrik negara, memasok listrik bagi para investor sudah menjadi suatu kebanggan untuk kami, yang pasti kita memang membuktikan kalau kami mampu untuk melistriki kawasan baik yang PSN maupun non-PSN," kata Rahmi.

PLN UP3 Purwakarta mengintip kebutuhan energi listrik di kawasan Subang dan sekitarnya adalah dengan cara jemput bola. PLN juga rajin membuka ruang diskusi dan sharing informasi dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di masing-masing daerah untuk mengetahui investor mana saja yang sudah mulai akan menjalankan usahanya di Metropolitan Rebana.

Selain dengan DPMPTSP sebagai regulator investasi, PLN juga rutin berkomunikasi dengan para investor yang sudah menjajaki tahap pembangunan fisik di kawasan tersebut. "Bahkan kami pun mendata perusahaan yang baru mengajukan izin, karena kita ingin persiapan kami sejalan dengan perkembangan kawasan Metropolitan Rebana," kata dia.

Hingga saat ini, setidaknya ada tiga klien besar baru PLN di Subang, yakni PT Taifa Jaya Development, Kawasan Industri konsorsium tiga perusahaan plat merah, antara PTPN VIII, Wika dan RNI juga Pelabuhan Patimban itu sendiri. "Belum lagi ada perusahaan yang sudah eksisting sepeti PT Meiloon Technology Indonesia. Ada juga PT Suryacipta Swadaya dengan Smartpolitan Subang," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan data dari PLN UID Jawa Barat, secara keseluruhan, penggunaan listrik di area UP3 Purwakarta rata-rata mencapai 280 Giga Watt Hour (GWh) per bulan, sehingga diperkirakan sampai akhir tahun 2020 penggunaan listrik pelanggan Purwakarta total sekitar 3.375 GWh.

Setelah terbentuknya ekosistem industri di kawasan industri Subang dan sekitarnya, diperkirakan proyeksi kebutuhan listrik di tahun 2020 adalah 1.671 Mega Volt Ampere (MVA), tahun 2021 sebesar 1.788 MVA, tahun 2022 sebesar 1.916 MVA, tahun 2023 sebesar 2.078 MVA, tahun 2024 sebesar 2.234 MVA, dan tahun 2025 sebesar 2.403 MVA.

Secara keseluruhan untuk mendukung distribusi energi di Kawasan Metropolitan Rebana, PLN UID Jawa Barat juga tengah mempersipkan pembangunan empat Gardu Induk, yakni, GI Subang Baru 3x60 MVA, GI Patimban 2x60 MVA, GI Kertajati 2x60 MVA, GI Balongan 2x60 MVA.

Sokongan Besar

Direktur Niaga dan Managemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan saat ini, pasokan energi listrik di Jawa Barat dalam kondisi yang sangat cukup dengan Daya Mampu 12.083 MW dengan Beban Puncak 7.475 MW atau terdapat Cadangan Daya sebesar 38%. “Cadangan daya tersebut siap untuk melayani Potensi pelanggan dengan daya besar sebanyak 45 pelanggan dengan total daya sebesar 166 MVA,” katanya dalam keterangan resmi.

Diantaranya adalah pembangunan KCJB, Pelabuhan Patimban, Pengembangan Kawasan Aero City, dan Kawasan Industri Subang. Dalam mendukung Program Pantura Juara, Jawa Barat Sebagai Lumbung Padi Nasional, PLN pun menurutnya siap mendukung Electrifiying Agriculture di kawasan tersebut.

“Melalui Program Dedieselisasi atau pengalihan dari energi yang dibangkitkan oleh diesel ke energi listrik PLN pada penggilingan padi, tambak udang, pompa irigasi, industri pengolahan hasil pertanian, dan lainnya,” katanya.

Manajer PLN UP3 Purwakarta, Rahmi Handayani menambahkan proses lain yang tengah dilalui PLN untuk menyambut Metropolitan Rebana adalah dengan menyiapkan infrastruktur pendukung distribusi listrik. Salah satunya adalah pembangunan sejumlah Gardu Induk (GI) di sejumlah titik pelanggan kategori tegangan tinggi.

PLN juga saat ini tengah mengebut pengerjaan PJU di gate yang menyambungkan daratan dengan terminal mobil yang berada lahan reklamasi di Pelabuhan Patimban. Untuk kebutuhan listrik Pelabuhan Patimban sendiri diperkirakan membutuhkan 90 Mega Watt.

Seluruhnya akan dipenuhi secara bertahap, namun tidak menutup kemungkinan kebutuhan akan terus meningkat seiring dengan optimalisasi operasionalisasi Pelabuhan Patimban ke depan. "Kita akan penuhi seluruhnya, sekarang bertahap," ujar Rahmi.

Rahmi menilai kebutuhan keberadaan GI akan terus bertambah seiring dengan mulai berjalannya pembangunan fisik kawasan industri dan juga kawasan komersial lainnya di area pemasarannya. Pembangunan GI ini menurut Rahmi tujuannya adalah semata-mata untuk mengoptimalkan distribusi listrik ke area-area strategis tersebut. "Dengan adanya kawasan industri baru, yang pasti membutuhkan GI-GI baru. Jadi pas investor masuk, kita sudah siap," ungkapnya. (k34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper