Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesan Ridwan Kamil ke Warga yang Sudah Divaksin: Jangan Euforia

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta warga yang mendapat kesempatan vaksinasi tahap awal tidak euforia atau bersikap berlebihan mengingat ancaman pandemi Covid-19 masih ada.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) mendampingi Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum sebelum vaksinasi Covid-19 Sinovac di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung./Bisnis-Rachman
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) mendampingi Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum sebelum vaksinasi Covid-19 Sinovac di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta warga yang mendapat kesempatan vaksinasi tahap awal tidak euforia atau bersikap berlebihan mengingat ancaman pandemi Covid-19 masih ada.

Ridwan Kamil mengatakan masyarakat tetap harus disiplin menjaga kesehatan meski vaksin telah hadir menjadi salah satu solusi menghentikan pandemi global Covid-19 di Tanah Air.

“Jangan euforia meski sudah disuntik vaksin, jangan euforia sudah bebas [Covid-19]," katanya dalam pernyataan yang dikutip Kamis (14/1/2021).

Ia pun berharap agar pelaksanaan vaksinasi perdana di Jabar berlangsung sukses dan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar se-Indonesia ini bisa menjadi contoh terbaik secara teknis hingga komunikasi publik.

Kepada seluruh elemen masyarakat, dari ibu-ibu hingga public figure, dari pejabat hingga tokoh agama, Ridwan Kamil pun mengajak untuk bersama-sama menggaungkan kampanye peduli atau mendukung vaksinasi, salah satunya dengan simbol “V” di tangan merujuk kata “vaksinasi/vaksin”.

“Jabar memunculkan semangat mendukung vaksin dengan simbol V. Nanti akan banyak foto-foto kami melakukan ini [simbol V di tangan], V-nya bukan angka dua, tapi V selebar-lebarnya. Artinya kami mendukung vaksinasi, semoga ini menjadi tren bela negara menyemangati semua orang,” ujarnya.

“Untuk itu, kami juga mengajak public figure dan influencer untuk bersama-sama bela negara, melindungi diri, keluarga, dan negara [dengan divaksin]. Karena mereka yang menolak itu bisa masuk kategori membahayakan kesehatan dan keselamatan masyarakat sekitar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper