Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jabar Deflasi Lagi, BI Coba Minimalisasi Kerugian Produsen Volatile

Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat akan mengambil langkah penjajakan Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk memimalisasi risiko rugi para produsen produk volatile yang mengalami deflasi.
Petani memanen bawang merah di Kampung Tugu, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/5/2019)./ANTARA-Raisan Al Farisi
Petani memanen bawang merah di Kampung Tugu, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/5/2019)./ANTARA-Raisan Al Farisi

Bisnis.com, BANDUNG - Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat akan mengambil langkah penjajakan Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk memimalisasi risiko rugi para produsen produk volatile yang mengalami deflasi.

Produk volatile ini merupakan barang/jasa yang perkembangan harganya sangat bergejolak.

Kepala KPwBI Jabar, Herawanto menyebut langkah tersebut diambil tersebut adalah untuk menyelamatkan nasib peternak dan petani di daerah di tengah menurunnya harga kelompok makanan minuman dan tembakau di Jawa Barat.

"Namun demikian, perlu untuk memastikan agar deflasi ini tidak menimbulkan kecenderungan harga yang tidak menguntungkan produsen, baik peternak maupun petani. Upaya pengendalian inflasi di Jawa Barat yang memberikan manfaat kestabilan harga yang menguntungkan baik sisi masyarakat sebagai konsumen maupun masyarakat lainnya sebagai prosusen, terus dilakukan," kata Herawanto kepada Bisnis, Selasa (2/9/2020).

Selain itu, langkah ini juga kata Herawanto, adalah salah satu cara untuk mengatasi surplus-defisit pangan strategis di Jawa Barat.

Nantinya, KPwBI Jawa Barat bersama dengan Sekretariat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Barat untuk melakukan penjajakan potensi KAD Intra Jawa Barat.

Selain itu, dalam menjaga stabilitas harga, Bank Indonesia Jawa Barat bersama pemerintah daerah juga akan terus mengembangkan potensi urban agriculture di wilayah Jawa Barat, antara lain melalui urban farming.

"Ke depan, sejalan dengan kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan dan tekanan permintaan yang masih relatif terbatas, inflasi Jawa Barat diperkirakan masih tetap terkendali," jelas Herawanto.

Meski demikian, ia menilai di tengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan dan tekanan permintaan yang masih relatif terbatas, inflasi Jawa Barat tetap terkendali.

Pada Agustus 2020, Jawa Barat kembali mencatat deflasi sebesar -0,08% (mtm), setelah pada Juli 2020 mengalami deflasi sebesar -0,07% (mtm).

Deflasi pada Agustus 2020 antara lain sejalan dengan tetap terjaganya harga dan pasokan pangan kelompok volatile food terutama bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, pepaya dan beras yang menjadi penyumbang deflasi. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper