Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Relawan Tes Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil: Tak Ada Unsur Politis!

Ridwan Kamil, yang mendaftarkan diri menjadi relawan uji klinis vaksin Covid-19 menegaskan, tak perlu jadi masalah dari mana vaksin itu berasal. Biofarma menggandeng Sinovac dari China karena memang sudah lama bekerja sama.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan video conference bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan bupati/wali kota Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Bodetabek) serta Sekretaris Daerah Banten yang diikuti Gubernur Jabar Ridwan Kamil dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (8/5/2020) malam.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan video conference bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan bupati/wali kota Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Bodetabek) serta Sekretaris Daerah Banten yang diikuti Gubernur Jabar Ridwan Kamil dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (8/5/2020) malam.

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil baru-baru ini mendaftarkan diri untuk menjadi salah satu relawan uji klinis vaksin Covid-19 oleh Bio Farma dan Sinovac di Bandung Jawa Barat. Dia menegaskan keterlibatannya tak mengandung unsur politis apa pun.

“Banyak orang makin ramai berteori, situasi agak chaos secara psikologis, pada saat ada berita adanya tes vaksin, ini jadi ada sense of hope,” kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil tersebut, Sabtu (15/8/2020).

Dia menegaskan, tak perlu jadi masalah dari mana vaksin itu berasal. Bio Farma, perusahaan farmasi pelat merah menggandeng Sinovac dari China karena memang sudah lama bekerja sama. Adapun, Sinovac ditunjuk karena China lebih dulu menghadapi virusnya sehingga penelitian yang dilakukan lebih awal.

Untuk uji klinis vaksin ini, syarat yang diperlukan adalah usia 20-59 tahun, sehat, profesi apapun, dan domisilinya tidak terlalu jauh dari pusat penelitian di Bandung.

“Jadi saya ikutan bukan karena saya Gubernur, tapi karena saya tahu dan kebetulan saja jabatannya Gubernur. Dengan ini juga jadi tidak ada perdebatan bahwa takutnya rakyat dijadikan kelinci percobaan. Kalau berhasil saya jadi saksi dan testimoni valid. Karena saya ikut, semua kekhawatiran yang tidak perlu Insyaallah akan hilang,” ungkap Kang Emil.

Dia menegaskan bahwa keikutsertaannya dalam pengujian vaksin tak didasari alasan politis, melainkan untuk menghentikan spekulasi dan komunikasi negatif yang dibangun oleh orang yang tidak paham dan menyebarkan ketakutan kepada orang lain yang tidak paham juga.

“Setiap keputusan kan ada konsekuensi, bisa ditafsir negatif dan positif, niat saya bayangkan kalau nggak ikut, berita provokasi bakal makin ramai. Bagaimana melihat masyarakat di korbankan dan pemimpinnya tidak yakin. Ini terkait psikologi komunikasi dari percakapan negatif jadi perakapan harapan. Dari percakapan khawatir, curiga, suudzon, jadi harapan optimisme, dan semangat bahwa Covid-19 mau ada ending-nya,” tegasnya.

Gubernur di daerah lain ada yang sempat tidak setuju, karena keluarganya khawatir kalau vaksinnya tidak berhasil dan membahayakan. Ridwan Kamil menegaskan bahwa vaksin itu dampaknya tidak ada dalam sejarah yang signifikan pada kesehatan.

“Dampak paling beberapa saat seperti demam dan bengkak di tempat suntik. Kenapa demam karena imunnya lagi keluar. Jadi saya yakin ini aman,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper