Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jawa Barat Turunkan Target Kunjungan Wisatawan

Jawa Barat menurunkan angka kunjungan wisatawan tahun ini karena target 2,2 juta wisatawan kemungkinan tidak akan tercapai selama pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Wisatawan berswafoto dengan latar belakang goa peninggalan zaman kolonial Belanda di Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Kunci di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (15/6/2020). Pemerintah Kabupaten Sumedang berencana membangun wahana kereta gantung di kawasan Tahura Gunung Kunci untuk mendongkrak sektor pariwisata. /Antara
Wisatawan berswafoto dengan latar belakang goa peninggalan zaman kolonial Belanda di Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Kunci di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (15/6/2020). Pemerintah Kabupaten Sumedang berencana membangun wahana kereta gantung di kawasan Tahura Gunung Kunci untuk mendongkrak sektor pariwisata. /Antara

Bisnis.com, BANDUNG - Jawa Barat menurunkan angka kunjungan wisatawan tahun ini karena target 2,2 juta wisatawan kemungkinan tidak akan tercapai selama pandemi Covid-19 masih berlangsung.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan masih terdampaknya sektor pariwisata membuat pihaknya menurunkan target kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jabar di 2020.

“Penurunan target salah satunya merujuk turunnya kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara di Jabar tahun ini,” katanya, Senin (20/7/2020).

Target pun turut dipangkas karena Jawa Barat tidak dilirik untuk masuk dalam tujuh destinasi wisata yang didorong Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sebagai daerah tujuan perjalanan dinas PNS guna menggenjot ekonomi nasional.

Tujuh destinasi wisata yang didorong melalui opsi perjalanan dinas kementerian/lembaga negara itu yakni Banyuwangi, Bali, Borobudur, Danau Toba, Kepulauan Riau, Labuan Bajo, dan Mandalika.

Pihaknya mengaku tidak bisa mengandalkan pencapaian angka kunjungan wisatawan 2019 lalu pada tahun ini. 2019, kunjungan wisatawan melebihi target, wisatawan mancanegara dari target 1,8 juta mencapai 2,2 juta. Kemudian untuk wisatawan nusantara dari target 48 juta mencapai 62 juta.

Sementara itu di 2020 hingga Juni, Dedi berujar terdapat penurunan kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman). Berdasarkan data Disparbud Jabar, sejak awal tahun hingga pariwisata masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dibuka mulai Juni lalu, total kunjungan wisatawan di Jabar baru mencapai 19.908.914 wisnus dan 30.838 wisman.

"Dengan adanya penurunan realisasi tersebut, kita melakukan penyesuaian target kunjungan pada tahun 2020 baik wisnus maupun wisman. Maka untuk realisasi kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Jabar dari 2,94 persen atau Rp62,48 triliun pada 2019 berdasarkan hitungan kami (akan) turun di 1,61 sampai 1,75 persen," katanya.

Maka untuk mempercepat pemulihan ekonomi di sektor pariwisata, Disparbud Jabar mendorong berbagai program salah satunya Smilling West Java AKB Great Sale mulai 1 Juli sampai 31 Agustus 2020 mendatang.

"Hal ini bertujuan untuk kembali menggeliatkan perekonomian industri pariwisata Jabar dengan menyesuaikan AKB. Program Smiling West Java AKB Great Sale sampai 31 Agustus ini memang ada keunikan, jadi kita pesan tiket hari ini bisa menikmati nanti di Desember," katanya.

Menurutnya dari Juni sampai Desember pihaknya menetapkan sebagai masa recovery pariwisata. Untuk kembali ke normal, sektor pariwisata kemungkinan baru akan bangkit pada 2021 mendatang. “Dan ini perlu ada percepatan-percepatan, terutama berkaitan promosi konektivitas dari semua lini mulai hotel, restoran, kuliner, hingga tempat destinasi yang perlu kita kolaborasikan bersama," katanya.

Adapun Disparbud Jabar tetap berpedoman kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Peraturan Gubernur Jabar dalam membuat Surat Edaran Disparbud Jabar untuk pelaksanaan pembukaan pariwisata di masing-masing kabupaten/kota di masa AKB.

"Intinya, kita siap menerima kunjungan wisatawan ke Provinsi Jabar. Ini dilakukan bertahap, tahapan pertama itu kami memfokuskan kepada pasar domestik yang berasal dari Jabar," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper