Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Pandemi, Hotel Melati Hingga Bintang Lima di Jabar Dijual Murah

Pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan indikasi penurunan kasus, memaksa pengusaha perhotelan untuk menjual hotelnya demi menjaga kesehatan finansial saat ini.
Ilustrasi hotel
Ilustrasi hotel

Bisnis.com, BANDUNG -- Pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan indikasi penurunan kasus, memaksa pengusaha perhotelan untuk menjual hotelnya demi menjaga kesehatan finansial saat ini.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Herman Muchtar menyebut puluhan hotel yang terdiri dari hotel melati hingga hotel bintang lima di Jawa Barat dijual pemiliknya.

"Cukup banyak (hotel dijual), tapi sekarang ini nyari pembeli susah, pengusaha juga gak punya duit," kata Herman kepada Bisnis, Minggu (12/7/2020).

Bahkan, Herman menyebut harga hotel yang dijual di Jawa Barat menurun hingga 20-40 persen dari harga normal sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Namun, ia mengaku investor pun belum melirik lantaran memang belum ada tanda-tanda Pandemi Covid-19 ini akan menurun.

"Sekarang susah, harga sudah dikatakan turun sampai 20-40 persen dari harga normal, dan itu (pembeli) pun susah," jelas dia.

Herman menyebut, kondisi ketidakpastian kapan recovery bisnis perhotelan menjadi alasan utama pengusaha perhotelan akhirnya melepas asetnya. Apalagi, ia mengaku okupansi hunian hotrl di Jabar rata-rata baru mencapai 8 persen sehingga sulit memenuhi gaji karyawan ataupun listrik.

"Karena untuk recovery kedepan masih tanda tanya, entah kapan kita bisa recovery, ada yang mengatakan Dua tahun ada yang emngatakan lima tahun, jadi ini bergantung kekuatan masing-masing pengusaha," jelas Herman.

Sehingga ia mengimbau, bagi siapapun yang ingin memulai bisnis perhotelan, saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk membeli aset lantaran harga yang dipatok untuk hotel sangat di bawah harga pasar.

"Saya mengimbau, kalau orang mau beli hotel sekarang ini, waktu yang tepat, cari hotel baik sekala kecil dan sekala besar, terutama yang banyak bintang empat ke bawah," jelasnya.

Meski demikian, Herman melihat adanya peningkatan pasca penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Jawa Barat. Tadinya, okupansi hotel di bawah 5 persen, dengan adanya AKB, hunian kamar hotel di Jabar sudah mencapai rata-rata 8 persen.

"Ada peningkatan, terutama setelah 26 Juni Gubernur Jabar membebaskan Jabar dari PSBB, malam Minggunya ada peningkatan cukup signifikan, tapi setelah itu terjun lagi ke bawah, tapi ada peningkatan dari sebelumnya," paparnya.

Ia menargetkan, dengan adanya relaksasi di sejumlah sektor, seperti restoran, pariwisata outdoor, serta perjalanan antar daerah bisa mendongkrak okupansi hotel di Jabar hingga 10 persen pada Juli ini.

"Target kita sampai Desember target 30 persen, tapi melihat kondisi sekarang Covid-19 gak turun, masih naik terus masih mengkhawatirkan juga bisa mendapat 30 persen di akhir tahun, kita sudah melaksanakan Bandung Great Sale dan Jabar Great Sale, itu sudah kita promosikan secara nasional, dampaknya sudah mulai terasa," jelasnya.

Untuk itu, ia menilai strategi yang paling rasional bisa dilakukan pengusaha hotel di masa Pandemi adalah dengan melakukan banyak promosi serta efisiensi agar bisa terus bertahan di masa Pandemi Covid-19.

"Kalau ini karena kondisinya empat bulan kondisinya gini, kalau sampai Agustus kondisinya masih terkapar, kalau lebih sudah jadi zombie ini," ungkapnya. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper