Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPPKB Sumedang Hentikan Sementara Layanan MOW MOP

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Sumedang menghentikan layanan KB dengan Metoda Operasi Wanita (MOW) dan Metoda Operasi Pria ( MOP) sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, BANDUNG – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Sumedang menghentikan layanan KB dengan Metoda Operasi Wanita (MOW) dan Metoda Operasi Pria ( MOP) sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan.

Penghentian layanan tersebut disebabkan pandemi Covid-19 yang telah mewabah di Tanah Air sejak tiga bulan lalu.

Kasi Perencanaan Pengendalian Penduduk dan informasi Keluarga Bidang Keluarga Sejahtera H Ence Momon mengatakan bahwa layanan KB terpusat dengan kontrasepsi MOW maupun MOP biasanya dilakukan secara rutin setiap bulan. Kegiatan ini merupakan program BKKBN Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan RS Dr Salamun Bandung.

"Atas kebijakan pemerintah provinsi dan juga untuk menjaga keselamatan peserta akibat adanya pandemi Covid-19, maka untuk layanan KB terpusat ini dihentikan sementara," kata Ence dilansir dari situs resmi Pemkab Sumedang, Kamis (12/6).

Ence menjelaskan selama ini layanan KB terpusat khususnya untuk MOW cukup banyak peminat karena layanan ini gratis.

Layanan MOW menyasar perempuan yang telah masuk KB non MKJP dan ingin beralih ke MKJP. Sedangkan untuk MOP adalah kepesertaan KB khusus pria yang saat ini masih terbatas.

Lebih lanjut kata Ence, hingga saat ini daftar tunggu peserta KB yang akan beralih dari Non MKJP ke MKJP (MOW) lebih dari 100 peserta.

Pengguna KB tersebut masih menggunakan alat kontrasepsi KB jenis pil sambil menunggu pelaksanaan MOW.

Sekedar catatan, per Jumat (12/6) jumlah pasien positif corona di Kabupaten Sumedang berdasarkan uji polymerease chain reaction (Swab) sebanyak empat orang dari total 12 orang pasien terkonfirmasi positif SWAB. Adapun sebanyak delapan orang telah selesai dan dinyatakan sembuh.

Sementara itu, berdasarkan hasil pemeriksaan rapid test, dinyatakan reaktif rapid tes tidak ada, sehingga Jumlah total reaktif rapid test sebanyak 71 orang, 66 orang dinyatakan selesai dan 3 orang meninggal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper