Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengunjung Padati Bukit Alas Bandawasa, Pemprov Jabar Kebobolan?

Imbauan penerapan pembatasan sosial ternyata diabaikan oleh pendaki
Sejumlah wisatawan berkemah di Bukit Bubung Gede dengan mendapatkan pemandangan Gunung Abang pada Selasa (4/6/2019) pagi./Bisnis-Tim Jelajah Jawa-Bali 2019
Sejumlah wisatawan berkemah di Bukit Bubung Gede dengan mendapatkan pemandangan Gunung Abang pada Selasa (4/6/2019) pagi./Bisnis-Tim Jelajah Jawa-Bali 2019

Bisnis.com, JAKARTA— Obyek wisata Bukit Alas Bandawasa, Jawa Barat kembali dipadati pengunjung. Apakah Pemerintah Provinsi Jawa Barat kebobolan?

Dalam foto yang diunggah akun Twitter @pendakilawas pada Minggu (31/5/2020), tampak ratusan tenda memenuhi kawasan wisata yang berada di Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.

"Eh udah pada camping aja nehh," cuit akun itu dengan menambahkan foto kondisi di Bukit Alas Bandawasa.

Pengunjung Padati Bukit Alas Bandawasa, Pemprov Jabar Kebobolan?

Namun, dalam pantauan Bisnis pada Senin (1/6/2020), salah satu penyedia jasa wisata Bukit Alas Bandawasa mengumumkan bahwa obyek wisata tersebut telah ditutup kembali.

"[Bukit Alas Bandawasa] TUTUP. Semoga bisa dimengerti," tulis akun Instagram @bukit_alasbandawasabogor, Senin (1/6/2020). Sayangnya, tidak disebutkan alasan di balik penutupan kembali Bukit Alas Bandawasa.

Jika merujuk pada keputusan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Kabupaten Bogor termasuk dalam daerah yang masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menyebutkan hanya 15 daerah saja yang status PSBB-nya berubah menjadi adaptasi kebiasaan baru (AKB). Lalu,12 daerah tetap memberlakukan PSBB, termasuk Kabupaten Bogor.

Adapunm penetapan status dari 27 daerah di Jawa Barat didasarkan pada kategori wilayah yakni hijau, biru, kuning, merah, dan hitam.

"Di zona BIRU/HIJAU yang diizinkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Mengikuti saran ulama, rumah ibadah dibuka di tahap 1. Saran ekonom, tahap 2 membuka ekonomi tipe 'low risk high impact' seperti industri/perkantoran. Tahap 3 baru 'high risk' seperti toko/mal/tourism. Pendidikan di tahap akhir." cuit Ridwan Kamil melalui akun Twitter @ridwankamil, Minggu (31/5/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper