Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jabar Perluas Rapid Test ke Pondok Pesantren di Zona Merah

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggenjot rapid test ke sejumlah pondok pesantren di zona merah penyebaran COVID-19.
Petugas Dinas Kesehatan Kota Depok melakukan pengecekan kepada pengguna kendaraan saat rapid test COVID-19 dengan sistem drive thru di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu (29/3/2020). / ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja
Petugas Dinas Kesehatan Kota Depok melakukan pengecekan kepada pengguna kendaraan saat rapid test COVID-19 dengan sistem drive thru di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu (29/3/2020). / ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggenjot rapid test ke sejumlah pondok pesantren di zona merah penyebaran COVID-19.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan ditemukannya sejumlah siswa asrama di institusi kenegaraan yang positif COVID-19 mengilhami pihaknya untuk melakukan tes massal serupa di sejumlah pondok pesantren khususnya yang memiliki asrama.

“Minggu ini breakingnya kita akan mulai mengetes pesantren-pesantren yang berasrama dan didahulukan di zona merah,” katanya di Bandung, Senin (6/4/2020).

Ridwan Kamil sendiri memerintahkan secara khusus Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum untuk memimpin rapid test ke pondok pesantren. Menurutnya peta sebaran akan makin jelas jika sampel-sampel yang diambil bervariatif tak hanya tenaga kesehatan dan warga yang ditentukan oleh pemerintah kabupaten/kota.

“Saya minta Pak Wagub mengawal ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan sejauh ini pihaknya sudah mengirimkan alat rapid test sebanyak 60.000 lebih ke 27 kabupaten/kota. Namun baru sekitar 18.000 hasil yang sudah dilaporkan daerah pada gugus tugas COVID-19 provinsi.

“Kami mengimbau daerah-daerah yang belum memberikan data dengan lengkap,” katanya di Bandung, Senin (6/4/2020).

Menurutnya sisa rapid test yang belum dilaporkan terbilang masih banyak karena itu pihaknya meminta kepala daerah disiplin meminta Dinas Kesehatan masing-masing untuk segera melaporkan data. “Kemana yang 50.000 nya? Semakin cepat data itu masuk, semakin mudah kita memetakan. Karena dari hasil rapid test yang masuk kita temukan pola-pola baru [penyebaran] di asrama-asrama,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper