Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jabar Targetkan Tahun Ini Ada 30 Desa Wisata Baru

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyatakan, Pemerintah Daerah Provinsi Jabar menargetkan ada 30 Desa Wisata baru pada 2020.
Potensi wisata yang dikembangkan warga desa Cijulang di Kabupaten Pangandaran/Bisnis-Wisnu Wage
Potensi wisata yang dikembangkan warga desa Cijulang di Kabupaten Pangandaran/Bisnis-Wisnu Wage

Bisnis.com, BANDUNG—Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyatakan, Pemerintah Daerah Provinsi Jabar menargetkan ada 30 Desa Wisata baru pada 2020.

Selain mendorong sektor pariwisata, Desa Wisata sekaligus bertujuan meningkatkan ekonomi warga desa karena terlibat secara langsung. Fokus Pemda Provinsi Jabar kepada desa ini pun bagian dari upaya memajukan Indonesia.

Pasalnya, desa adalah ujung tombak pembangunan sehingga salah satu indikator kesuksesan program pembangunan terwujud dari sejahteranya warga di desa.

"Wisata di Jawa Barat sedang dikembangkan secara maksimal. Bapak Gubernur (Ridwan Kamil) ingin, desa menjadi destinasi wisata. Di tahun 2020, Pemda Provinsi Jabar menargetkan hadirnya 30 Desa Wisata baru," katanya, Jumat (31/1/2020).

Ketua DPD Asosiasi Desa Wisata (ASIDEWI) Jabar Maulidan Isbar mengatakan, desa-desa di Jabar berpotensi menjadi Desa Wisata terbaik di Indonesia.

"Dengan sejuta kekayaan alam dan khazanah budayanya, Jawa Barat berpeluang jadi yang terbaik," kata Maulidan.

Adapun langkah yang akan ditempuh ASIDEWI dalam mengembangkan Desa Wisata adalah rekayasa sosial dan rekayasa fisik. Maulidan berujar, pihaknya akan lebih dulu mengutamakan rekayasa sosial agar masyarakat siap dengan konsep pembangunan, terutama karena Desa Wisata merupakan community based tourism.

Sementara rekayasa fisik atau infrastruktur bisa berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan. "Poin kami melaksanakan rekayasa sosial. Kami bisa terlibat memberi pelatihan, inkubasi, dan lain sebagainya," kata Maulidan.

Terkait konsep pembangunan pariwisata, Ketua Umum ASIDEWI Andi Yuwono mengatakan bahwa konsep tersebut harus komprehensif dan memenuhi unsur ABCGM (akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah, dan media) dalam Pentahelix.

"Pariwisata tidak bisa parsial. Support Pentahelix diperlukan, semua (akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah, dan media) adalah mitra strategis mengembangkan desa," kata Andi.

Dia pun mengingatkan, pembangunan kepariwisataan harus memperhatikan posisi, potensi, dan peran masyarakat baik sebagai subjek, pelaku, maupun penerima manfaat pengembangan karena dukungan masyarakat turut menentukan keberhasilan jangka panjang pengembangan kepariwisataan.

Adapun dukungan masyarakat dapat diperoleh melalui penanaman kesadaran masyarakat akan arti penting pengembangan kepariwisataan. Untuk itu, dibutuhkan proses dan pengkondisian untuk mewujudkan masyarakat yang sadar wisata.

"Masyarakat yang sadar wisata akan dapat memahami dan mengaktualisasikan nilai- nilai penting yang terkandung dalam Sapta Pesona," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper