Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Listrik di PLTA Lamajan Terkendala Sedimentasi

Produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lamajan terkendala oleh sedimentasi yang terjadi di Sungai Cisangkuy.

 Bisnis.com, BANDUNG — Produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lamajan terkendala oleh sedimentasi yang terjadi di Sungai Cisangkuy.

Manajer Sipil dan Lingkungan Saguling PLN, Novy Heryanto menuturkan, sejak 2000 lalu sedimentasi menjadi kendala tersendiri untuk proses produksi listrik tenaga air.

"Dengan tingginya sedimentasi itu mengakibatkan volume air berkurang, nantinya akan berpengaruh dengan daya di PLTA," kata Novy, Jumat (29/11).

Bahkan di PLTA Lamajan potensi produksi listrik harus berkurang hingga 50% akibat sedimentasi. Apalagi hal tersebut sangat dirasakan saat musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan.

"Contohnya pas kekeringan kita hanya beroperasi 6 jam dari yang biasanya 12 jam, otomatis listrik juga berkurang sekitar 50%," kata dia.

Untuk itu ia mendorong pemangku kepentingan untuk bisa menangani permasalahan ini seperti melakukan reboisasi dan juga pengangkatan sedimentasi.

Apalagi, kata dia, pemerintah saat ini juga sedang mendorong perkembangan produksi energi baru terbarukan (EBT). Yakni energi dari produksi tenaga air, angin, gelombang dan surya.

"Jadi sekarang kita sedang menggali potensi EBT, yang populer itu panel surya ya, itu harapannya di rumah tangga juga sudah dipakai," kata dia.

Senada dengan Novy, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat, Agung Nugraha menyebut saat ini pemerintah memang tengah fokus mengembangkan EBT. Karena menurutnya, dalam satu abad kedepan energi fosil akan habis.

"Kita tidak takut konsumsi listrik (masyarakat) berkurang karena kita juga sadar bahwa nantinya energi fosil sudah mau habis, jadi kita harus juga berpindah ke EBT," kata Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper