Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemkot Pariaman Belajar Penanganan Konflik Sosial di Kota Bandung

Dihuni oleh masyarakat dengan keragaman latar belakang, agama dan budaya, Kota Bandung menjadi rumah bersama yang terkadang terjadi konflik horizontal antar masyarakat. Namun hal tersebut mampu diredam dan diselesaikan dengan aman sehingga tidak terjadi gesekan yang meluas.

Bisnis.com, BANDUNG — Dihuni oleh masyarakat dengan keragaman latar belakang, agama dan budaya, Kota Bandung menjadi rumah bersama yang terkadang terjadi konflik horizontal antar masyarakat. Namun hal tersebut mampu diredam dan diselesaikan dengan aman sehingga tidak terjadi gesekan yang meluas.

Hal ini yang menjadikan Pemerintah Kota Pariaman tertarik untuk menimba ilmu terkait penanganan konflik sosial. Wali Kota Pariaman Genius Umar bersama jajaran Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Padang Pariaman berkunjung ke Kota Bandung.

Sebagai kota besar berpenghuni lebih dari 2,4 juta jiwa di malam hari dan sekitar 3,4 jiwa di siang hari, Kota Bandung tidak dipungkiri rawan terjadi konflik sosial. Terlebih dengan kondisi padatnya aktifitas kota dan tingginya kebutuhan hidup menjadi salah satu faktor pemicu.

Namun Genius menilai, Kota Bandung memiliki cara yang tersendiri dalam mengatasi konflik sosial di dalamnya, baik dari segi pengelolaan isu hingga penanganan konflik.

"Kami ingin belajar, dan kami ajak serta jajaran Forkompinda di wilayah kami untuk bersilaturahmi," ucap Genius, Kamis (18/7).

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana pun menyambut baik untuk bertukar pikiran terkait apa yang dibutuhkan oleh Pemerintah Kota Pariaman. Ia mengamini bahwa setiap hari kotanya tak luput dari masalah sosial. Ada saja hal yang berpotensi memicu konflik.

"Tapi kami selalu memegang teguh satu hal, yaitu dialog. Pada prinsipnya, adanya demonstrasi atau konflik itu terjadi karena ada saluran komunikasi yang tersumbat," ujar Yana.

Menurut Yana, dialog bisa menjadi jembatan pemerintah dan masyarakat untuk sama-sama menemukan solusi dari masalah yang ada. Dialog jugalah yang menjaga situasi di Bandung tetap kondusif.

"Potensi konflik salah satunya bisa jadi datang dari perbedaan agama. Di Kota Bandung, warganya multikultural, multietnis. Semua agama ada, karena kota kami dari dulu memang kota yang beragam," imbuhnya.

"Pak Wali Kota rutin menggelar pertemuan dengan para pemuka agama setiap menjelang hari raya keagamaan. Dengan pemuka agama Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu juga. Mereka diundang ke Pendopo, rutin dialog, ngobrol," jelas Yana.

Hal yang sama juga diterapkan dalam bidang yang lain. Hal tersebut membuat Kota Bandung menjadi kota yang kondusif dan nyaman ditinggali oleh warganya.

"Orang Bandung senang ngobrol, jadi semuanya diselesaikan dengan ngobrol," katanya. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper