Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis.com,BANDUNG—Gubernur Jabar Ridwan Kamil mulai merilis program “Tepas” atau Temu Pemimpin Aspirasi Masyarakat (Tepas) di Gedung Pakuan, Bandung, Rabu (14/2/2019).

Acara interaktif yang menjadi ajang curhat warga dengan Gubernur dan jajarannya untuk agenda pertama ini mengangkat tema kebencanaan dan kedaruratan. Bertempat di Gedung Pakuan, puluhan warga dari berbagai daerah sudah hadir sejak pagi.

Konsep dialog ini terbilang cair dan nyaman, karena memakai konsep lesehan di teras Pakuan berikut peserta bisa bersantai karena ada bantal warna-warni.

Acara langsung dibuka dengan keluhan warga dari Kabupaten Bandung dan Sukabumi. Iwan dari Cilengkrang, Kabupaten Bandung menyampaikan keluhannya terkait seringnya wilayah mereka terkena bencana dari longsor hingga banjir baru-baru ini.

“Sampai sekarang air itu belum surut Pak Gubernur. Ada tumpahan dari jebolnya tembok Kahatex, itu roboh 80 meter. Pak Wakil Bupati sudah tahu, excavator sudah ada, tapi sampai sekarang belum merasa disentuh,” katanya.

Lalu ada juga Wawan dari Cisolok, Sukabumi yang mengeluhkan soal relokasi warga yang terkena bencana longsor dan dua orang anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak asuh oleh Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil sendiri sebelum menjawab pertanyaan dan keluhan memaparkan jika bencana alam yang terjadi di Jabar sudah terjadi sejak dulu kala.

“Sebelum ada manusia, longsor itu sudah terjadi, sebelum ada manusia di ujungberung itu banjir pernah terjadi. Hanya manusia kurang pakai ilmu, harusnya jauh dari air keukeuh bermukim di dekat air,” tuturnya.

Dia menuturkan kenapa wilayah Bojongsoang dan Dayeuhkolot banjir, dari buku sejarah yang ia baca itu merupakan daerah banjir atau daerah basah. “Tapi kemudian manusia datang tanpa ilmu memaksakan diri, terus menyalahkan,” ujarnya.

Menurutnya Jabar merupakan wilayah yang rentan bencana. Dalam sehari di Jabar ada 3-4 kali kebencanaan. Artinya warga Jabar harus bisa menyesuaikan diri sekaligus antisipasi diri.

Ridwan Kamil kemudian mengambil sejumlah keputusan teknis yang harus ditindaklanjuti jajarannya termasuk mengeluarkan dana pribadi untuk mempercepat relokasi warga di Cisolok.

“Nanti yang tidak kebagian bicara tim akan mencatat. Tapi harus paham ada yang cepat ada yang butuh waktu, kami bukan malaikat. Sudah mau bertemu saja mohon diapresiasi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper