Bisnis.com, BANDUNG — Nilai ekspor Jawa Barat Juni 2018 mencapai US$1,78 miliar, mengalami penurunan drastis hingga sebesar 36,62% dibanding Mei 2018 yang mencapai US$2,81 miliar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, Ekspor nonmigas Juni 2018 mencapai US$1,75 miliar, turun 37,45% dibanding Mei 2018 yang mencapai US$2,79 miliar. Sedangkan ekspor migas melonjak lebih dari dua kali lipat, yaitu sebesar 104,86% dari US$16,52 juta menjadi US$33,85 juta.
Secara year-on-year (rentang Juni 2017 terhadap Juni 2018), nilai ekspor nonmigas mencapai titik terendah pada Juni 2018 senilai US$1,75 miliar, sedangkan ekspor tertinggi tercatat pada Mei 2018 dengan nilai US$2,79 miliar. Sementara itu nilai ekspor migas terendah sebesar US$11,10 juta terjadi pada Juni 2017 dan tertinggi senilai US$33,85 juta terjadi pada bulan Juni 2018.
Dibanding bulan sebelumnya, nilai ekspor 10 golongan barang utama Juni 2018 seluruhnya mengalami penurunan di kisaran 22 s.d 41% dengan total senilai US$1,30 miliar dari sebelumnya US$1,98 miliar. Tiga kelompok dengan penurunan terbesar diantaranya adalah Plastik dan Barang dari Plastik (-41,16%), kemudian Alas Kaki (-40,95%), serta Kendaraan dan Bagiannya (-39,53%).
“Pangsa pasar terbesar ekspor nonmigas Jawa Barat pada Juni 2018 masih dikuasai Amerika Serikat, Jepang dan Thailand masing- masing senilai US$300,46 juta, US$175,87 juta dan US$129,22 juta dengan peranan ketiganya mencapai 34,64 persen,” kata Kepala Budang Statistik Distribusi BPS Jabar, Dudung Supriyadi, di Kantor BPS Jabar, Rabu (1/8).
Volume ekspor Jawa Barat Juni 2018 mencapai 0,51 juta Ton atau turun 32,98% dibanding Mei 2018 yang mencapai 0,76 juta Ton. Peningkatan ditopang volume ekspor migas yang naik sekitar 96,25%, sedangkan volume ekspor non migas turun 39,03%.
Sementara Nilai impor Jawa Barat Juni 2018 mencapai US$0,73 miliar atau turun 40,69% dibanding Mei 2018 yang sebesar US$1,23 miliar.
Impor non migas Juni 2018 mencapai US$0,67 miliar atau turun sekitar 35,90% dibanding Mei 2018 yang tercatat sebesar US$1,04 miliar. Impor migas turun sebesar 67,99%, dari US$182,89 juta menjadi US$58,55 juta.
Secara year-on-year (periode Juni 2017 terhadap Juni 2018), nilai impor migas tertinggi Jawa Barat tercatat pada April 2018 senilai US$205,70 juta, sedangkan terendah senilai US$ 58,55 juta terjadi pada Juni 2018. Sementara itu nilai impor non migas tertinggi tercatat pada Juli 2017 senilai US$1,07 miliar, sedangkan nilai terendah US$0,60 milyar pada Juni 2017.
Nilai impor non migas dari 10 golongan barang utama bulan Juni 2018 tercatat senilai US$476,88 juta atau turun 33,89% dibanding Mei 2018. Seluruh kelompok barang utama mengalami penurunan di kisaran angka 11 - 45%. Tiga kelompok dengan penurunan terbesar adalah Serat Stafel Buatan yang turun 49,23%, Filamen Buatan turun 45,78% dan Kapas yang turun 44,99%.
Impor non migas Jawa Barat bulan Juni 2018 terbesar berasal dari China senilai US$204,51 juta, Jepang senilai US$109,95 juta dan Korea Selatan senilai US$96,93 juta. Dengan peran masing- masing 30,12%, 16,15% dan 14,38% terhadap total nilai kumulatif impor non migas.
Secara year-on-year dan kumulatif Januari-Juni, tujuan penggunaan Barang impor bulan Juni 2018 seluruhnya menunjukkan pertumbuhan positif, kecuali peruntukan sebagai Barang Modal seluruh aspeknya menunjukkan penurunan.
Perkembangan volume impor Juni 2018 dibanding bulan sebelumnya, menunjukkan penurunan sebesar 61,72%, hal ini disebabkan oleh turunnya volume impor migas yang mencapai 69,08% dengan kontribusi sebesar 53,53%, dan volume impor non migas juga turun sebesar 51,66% dengan kontribusi terhadap total sebesar 46,47%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 hari yang lalu
OJK Gandeng FSS Korea Tingkatkan Pengawasan Sektor Keuangan
1 hari yang lalu