Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG — Inflasi Jawa Barat pada periode Juli 2018 tercatat sebesar 0,37%. Angka ini mengalami penurunan jika dibanding kan dengan periode sebelumnya, Juni 2018 yang mencapai 0,47%.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi gabungan di Jawa Barat meliputi tujuh kota, yakni Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Tasikmalaya yang mengalami kenaikan indeks. IHK dari 231,73 di Juni menjadi 132,21 di Juli 2018.

“Laju inflasi tahun kalender “year to date” (Januari - Juli 2018) sebesar 2,59 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun “year on year” (Juli 2018 terhadap Juli 2017) tercatat sebesar 3,47 persen,” Kata Kepala Budang Statistik Distribusi BPS Jabar, Dudung Supriyadi, di Kantor BPS Jabar, Rabu (1/8).

Dari tujuh kelompok pengeluatan yang mengalami inflasi yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,05%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,66%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakat sebesar 0,15%, kelompok sandang sebesar 0,33%, kelompok kesehatan sebesar 0,26%, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,85%. Sementara kelompok transpor, komunikasi dan keuangan mengalami deflasi sebesar 0,62%.

Dari tujuh kota pantauan IHK di Jawa Barat Juli 2018, seluruhnya mengalami inflasi yaitu Kota Bogor sebesar 0,48%, Kota Sukabumi sebesar 0,54%, Kota Bandung sebesar 0,16%, Kota Cirebon sebesar 0,21%, Kota Bekasi sebesar 0,86%, Kota Depok sebesar 0,003%, dan Kota Tasikmalaya sebesar 0,14%.

Menurut Dudung, inflasi terbesar disebabkan kelompok bahan makanan dimana terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari daging ayam ras, telur ayam, jengkol, cabe rawit, bayam, tomat sayur, jeruk, kacang panjang dan buncis pada Juli 2018 ini.

Ia memprediksi, pada periode Agustus mendatang harga seperti daging ayam ras dan telur akan mengalami penurunan harga. Pasalnya, pada Agustus ini akan menghadapi momen hari raya Idul Adha.

“Biasanya kalau dua bulan berturut-turut kedepannya tidak akan naik lagi,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper