Bisnis.com, BANDUNG — Salah satu cara untuk menekan inflasi yaitu mendorong usaha sektor domestik. Sektor ini bergerak di bisnis dengan modal rupiah untuk mendapat rupiah.
“Itu salah satu cara agar kita bisa menekan menekan inflasi,” kata Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi di Bandung, Kamis (5/7/2018).
Acuviarta mengungkapkan, nilai ekspor dari Jawa Barat menyumbang cukup besar terhadap nilai ekspor nasional, yakni sebesar 17%. Namun, ekspor masih didominasi oleh barang bahan.
"Fenomenanya, kita banyak meminjam dengan modal dolar tetapi berbisnis untuk menghasilkan rupiah. Itu yang terjadi di peralatan elektronik. Dibuat di sini, kemudian diberi label di luar negeri dan kembali kita beli di sini," ujarnya.
Menurutnya, pengendalian inflasi juga dapat dilakukan dengan penguatan enam sektor. Keenam sektor tersebut yaitu, sumber daya manusia, infrastruktur dan logistik, konektivitas, kelembagaan, tata niaga, serta teknologi.
“Salah satu hal mempengaruhi Inflasi tetapi belum dapat ditangani oleh kewilayahan adalah kebijakan moneter,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Bandung, Lusi Lesminingwati mengungkapkan, inflasi Kota Bandung pada Juni 2018 sebesar 0,48 persen, di mana angka tersebut sedikit di atas angka inflasi Jawa Barat sebesar 0,47 persen dan di bawah angka inflasi nasional sebesar 0,59 persen.
“Inflasi Jabar yaitu 2,1 persen. Sedangkan nasional yaitu 1,9 persen. Tetepi Inflasi Kota Bandung lebih tinggi lagi yaitu 2,24 persen pada Triwulan keduan ini,” papar Lusi.
Lusi mengakui, meningkatnya inflasi di Kota Bandung tidak terlepas dari tren kenaikan harga sandang dan pangan serta jasa pada sejumlah komoditas. Seharusnya kata dia, kenaikan harga tersebut harus bisa ditekan agar tidak memengaruhi angka inflasi.
"Kenaikan harga saat puasa dan Idulfitri lalu seharusnya tidak terjadi karena mempengaruhi juga pada inflasi di Kota Bandung. Memang sempat turun tetapi juga ada kenaikan lagi. Ditambah kenaikan BBM yang menjadi tantangan yang harus dihadapi tim TPID," jelas Lusi.
Belum lagi kata Lusi, kinerja ekonomi makro pda triwulan ke dua ini sangat terpengaruh oleh menguatnya harga dolar AS terhadap rupiah.
"Sebenarnya kita punya daya beli dan uang tetapi kenapa inflasi terus meningkat? Ini pekerjaan kita sebagai TPID Kota Bandung," pungkasnya. (K34)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 hari yang lalu
OJK Gandeng FSS Korea Tingkatkan Pengawasan Sektor Keuangan
22 jam yang lalu