Bisnis.com, BANDUNG — Nilai ekspor Jawa Barat pada Mei 2018 mencapai US$2,81 miliar. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 12,33% dibanding April 2018 yang mencapai US$2,50 miliar.
“Ini merupakan capaian tertinggi nilai ekspor Jawa Barat dalam setahun terakhir,” kata Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Barat, Dody Herlando, di Kantor BPS Jabar, Kota Bandung, Senin (2/7).
Kenaikan utamanya disebabkan oleh kenaikan ekspor non migas Mei 2018 sebesar 12,40% yng mencapai US$2,79 milar dengan kontribusi terhadap total ekspor mencapai 99,27%. Angka tersebut naik dibanding April 2018 yang mencapai US$2,49 miliar. Sedangkan ekspor migas naik sebesar 0,89% dari US$16,38 juta menjadi US$16,52 juta.
“Kalau Jabar kan industri non migas masih kerajai, karena migas di Jabar sangat minim,” katany.
Menurutnya, secara year-on-year (rentang Mei 2017 terhadap Mei 2018), nilai ekspor non migas mencapai titik terendah pada Juni 2017 senilai US$1,94 miliar, sedangkan ekspor tertinggi tercatat pada Mei 2018 dengan nilai US$2,79 miliar. Sementara itu nilai ekspor migas terendah sebesar US$11,10 juta terjadi pada Juni 2017 dan tertinggi senilai US$25,43 juta terjadi pada bulan November 2017.
Dibanding bulan sebelumnya, nilai ekspor 10 golongan barang utama Mei 2018 mengalami peningkatan sekitar 12,04% dengan total nilai sebesar US$1,98 milir dari sebelumnya US$1,77 miliar. Hampir seluruh kelompok barang utama mengalami peningkatan, kecuali Kelompok Kendaraan dan Bagiannya serta Karet dan Barang dari Karet, masing-masing turun sebesar 2,29% dan 2,79%.
Pangsa pasar terbesar ekspor non migas Jawa Barat pada Mei 2018 masih dikuasai Amerika Serikat, Jepang dan Thailand masing-masing senilai US$458,06 juta, US$286,51 juta dan US$233,59 juta dengan peranan ketiganya mencapai 35,00%.
Kemudian, volume ekspor Jawa Barat Mei 2018 mencapai 0,76 juta ton atau naik 11,86% dibanding April 2018 yang mencapai 0,68 juta ton. Peningkatan ditopang volume ekspor non migas yang naik sebesar 13,05%, sedangkan volume ekspor migas turun 8,64%.