Bisnis.com, BANDUNG — Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat Inflasi Jawa Barat pada Juni 2018 sebesar 0,47%. Angka inflasi tersebut lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,59%.
Kepala BPS Jabar, Dody Herlando mengatakan terjadi kenaikan inflasi bila dibandingkan dengan inflasi pada Mei 2018 yang mencapai 0,28%.
“Ini berkaitan dengan hari raya Idulfitri 2018, penyumbang terbesarnya yakni transportasi, komunikasi dan keuangan,” katanya di kantor BPS Jabar, Kota Bandung, Senin (2/7).
Pemantauan inflasi di Jabar sendiri dipantau dari tujuh kota di Jabar, yakni Kota Bogor mengalami inflasi 0,65%, Kota Sukabumi 0,45%, Kota Bandung 0,48%, Kota Cirebon 0,69%, Kota Bekasi 0,17%, Kota Depok 0,69%, dan Kota Tasikmalaya 0,59%.
“Yang terbesar di Kota Cirebon dan Kota Depok yang sama-sama 0,69%,” katanya.
Dengan demikian, laju inflasi dari tahun kalender “year to date” (Januari-Juni 2018) sebesar 2,21% dan laju inflasi dari tahun ke tahun (Juni 2018 terhadap Juni 2017) tercatat sebesar 3,09%.
Kemudian, dari tujuh kelompok pengeluran, seluruhnya mengalami inflasi yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,69 %, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,70 %, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,02 %, kelompok sandang sebesar 0,52 %, kelompok kesehatan sebesar 0.12 %, kelompok pendidikan, rekeasi dan olah raga sebesar 0,05 % dan kelompok transportasi, komunikasi dan keuangan sebesar 0,96 %.
Sementara berdasarkan andil terhadap inflasi atau deflasi tahun 2018, tertinggi disumbang oleh kelompok bahan makanan sebesar 0,96 %. Selanjutnya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,46 %, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,16 %, kelompok sandang sebesar 0,14 %, kelompok kesehatan sebesar 0,08 %, kelompok pendidikan, rekeasi dan olah raga sebesar 0,06 % dan kelompok transportasi, komunikasi dan keuangan sebesar 0,34 %.
Kemudian, dari hasil pemantauan, harga barang dan jasa selama Juni 2018 tercatat beberapa komoditas mengalami kenaikan atau penurunan harga yang memberikan andil inflasi maupun deflasi yang cukup signifikan. Komoditad yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi antara lain angkutan antar kota, bawang merah, daging ayam ras, rokok kretek filter, cabe merah, rokok kretek, daging sapi, cabe rawit, nasi, mie, tarif kereta api, ayam hidup, petai, jagung manis, cumi-cumi, dan angkutan udara.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan dan memberikan andil deflasi yang signifikan adalah telur ayam ras, bayam, beras, pepaya, bawang putih, jeruk, air kemasan, telepon seluler dan makanan ringan.