Bisnis.com, SOREANG - PT PLN (Persero) menargetkan dalam 10 tahun ke depan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) untuk pembangkit listrik yang dimilikinya bertambah menjadi 22.000 MegaWatt (MW), dari kondisi saat ini hanya sebesar 6.000 MW.
Kepala Divisi EBT PLN Tohari Hadiat menyatakan, apabila diprosentasikan porsi EBT dari pembangkit yang ada saat ini baru mencapai 12% dari total kapasitas terpasang saat ini yang mencapai 52.000 MW. Untuk meningkatkan kontribusi listrik berbasis EBT, pihaknya mendorong pihak swasta untuk menggarapnya.
"Ketika swasta telah membangun pembangkit EBT, jangan khawatir PLN akan membeli listriknya dengan harga yang kompetitif," katanya, kepada wartawan di Bandung, baru-baru ini.
Saat ini menurutnya, sudah banyak pihak yang tertarik membangun pembangkit EBT. Mayoritas mereka akan mengolah sumber daya alam air untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan panas bumi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Dia menyebutkan, PLTP dan PLTA yang sudah beroperasi saat ini ada 1.500 MW dari panas bumi dan 4.010 MW dari energi air. Sisanya, sedang dalam kontrak PLTA berkapasitas 1.514 MW dan PLTP 470 MW, PLTMH (mikrohidro) 212 MW, PLTBm (biomassa) 10 MW, dan PLTB (tenaga bayu) 70 MW. Jika ditotal kapasitas listrik dari EBT bertambah 2.200 MW.
Dari yang sudah PPA untuk PLTA akan dibangun pembangkit berkapasitas 639 MW dan 80 MW dari PLTP. Secara progres hingga 2026, diproyeksikan akan ada sumbangan energi dari PLTA sebesar 22.279 MW dan dari PLTP sebesar 4.695 MW.
"Untuk mengembangkan pembangkit EBT akan disesuaikan dengan karakteristik pulau atau daerah bersangkutan. Kalau banyak kayu bisa pakai biomass, jadi tidak ada biaya transportasi," ucapnya.
Selain itu, ada juga kontrak 970 MW, proses kontrak 762 MW. Dalam tahap studi, pendanaan dan pengadaan 9.008 MW, proposal 9.439, dan eksplorasi 2.075 MW.
"Apabila semua progres itu rampung, maka total keseluruhan ada 30.351 MW. Artinya target 22.000 mw ini sudah bisa tercapai," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 hari yang lalu
OJK Gandeng FSS Korea Tingkatkan Pengawasan Sektor Keuangan
1 hari yang lalu