Bisnis.com, NGAMPRAH - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bandung Barat memprediksi proyek fisik perbaikan jalan Purabaya-Jati-Saguling yang menyisakan 5 KM dari total panjang jalan 13 KM baru tuntas pada 2018. Kebutuhan anggaran untuk proyek itu Rp12 miliar.
Sebenarnya, proyek ini telah dilakukan sejak 2015 silam. Tapi, kontraktor yang memenangkan lelang PT PT Imemba hanya mampu mengerjakan sebesar 20%. Kemudian, pada 2016 pekerjaan itu kembali dilanjutkan oleh PT Karya Multi Anugrah hingga perbaikan telah mencapai 67%.
Kepala Bidang Pembangunan Jalan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bandung Barat, Muhammad Ridwan mengungkapkan, sisa pekerjaan rumah tinggal tersisa 5 KM yang tersebar di dua desa yakni Desa Cikande sepanjang 3 KM dan 2 kilometer di Desa Cipangeran.
"Kebutuhan untuk menuntaskan 5 kilometer itu, bisa mencapai Rp12 miliar. Tapi, kita gunakan dulu anggaran murni 2017 yang tersedia sebanyak Rp4,2 miliar," kata Ridwan kepada wartawan di Ngamprah, Minggu (12/2/2017).
Dia menjelaskan, target pengerjaan Purabaya-Jati-Saguling dapat dituntaskan di tahun ini. Tapi, dirinya akan melihat kemampuan anggaran yang dialokasikan. Sebab, pembangunan jalan tersebut merupakan harapan seluruh masyarakat di Saguling.
Selain pembangunan jalan, kata dia, perbaikan saluran air dan penyusunan TPT (tembok penahan tanah) menjadi hal penting yang harus dikerjakan. Sehingga air tidak langsung masuk ke badan jalan yang bisa merusak kualitas jalan.
"Tak hanya perbaikan jalan yang menjadi fokus, tapi juga saluran drainasenya. Apalagi kendala pembangunan jalan itu ketika hujan turun, maka saluran air harus benar-benar aman. Sejauh ini saluran air sudah aman," ucapnya.
Menurutnya, lelang proyek tersebut baru akan dilakukan pada April sehingga pengerjaan bisa lebih cepat dan memiliki waktu yang cukup lama hingga akhir tahun. Belajar dari tahun sebelumnya, masalah waktu dan cuaca menjadi alasan pekerjaan tidak selesai seperti yang diharapkan.
"Tahun lalu itu dianggarkan Rp16 miliar, tapi yang terserap Rp11 miliar atau mencapai 67%, makanya kita langsung putus kontrak dan akan melakukan tender ulang di tahun ini," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel