Bisnis.com, SINGAPURA--Belasan ribu warga Singapura rela antri sampai sepuluh jam di luar gedung parlemen Singapura pada Jumat (27/3/2015) untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mantan pemimpin Lee Kuan Yew.
Negara pulau yang dikenal dengan kemampuan mereka menggelar event penting seperti Grand Prix yang digelar malam hari, tampak seperti tidak siap untuk menampung luapan masyarakat yang terus berdatangan sejak wafatnya pria berusia 91 tahun itu Senin lalu.
"Masyarakat sangat dianjurkan untuk tidak bergabung dengan kerumuman yang antri di Padang sekarang ini," kata seorang pejabat pemerintah yang menganjurkan masyarakat untuk pergi ke 18 tempat yang telah sediakan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Lee.
Antrian panjang pelayat di luar gedung parlemen dimulai dari Padang (lapangan rumput luas yang biasa dipakai untuk kegiatan parade, konser, sepak bola, kriket dan olahraga lain).
Sebuah papan pengumuman mengingatkan bahwa pelayat yang datang pada pukul 10.00 pagi waktu setempat bisa menunggu sampai sepuluh jam untuk mendapatkan melewati peti mati berwarna coklat yang dibungkus bendera Singapura.
Menurut petugas, sampai Jumat menjelang sore, sudah lebih dari 250.000 pelayat memberikan penghormatan, jauh lebih banyak dibanding angka 150.000 sampai tengah malam sehari sebelumnya.
"Saya benar-benar terharu dengan begitu besarnya keinginan masyarakat yang ingin mengunjungi ayah saya yang berbaring di Gedung Parlemen," kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong seperti yang ditulis di akun Facebook miliknya.
Jenazah Lee dibaringkan di gedung parlemen sejak Rabu lalu dan masyarakat umum beri waktu sampai pukul 20.00 waktu setempat untuk memberikan penghormatan terakhir.
"Pemerintah boleh saja menasehati kami untuk tidak ikut antrian panjang. Tapi tidak akan menghalangi kami untuk datang," kata Pek Tee Ann, seorang pelayat.
Di tengah antrian panjang, belasan ribu pelayat tersebut tampak tetap disiplin, seperti ciri-ciri warga Singapura pada umumnya.
"Saya merasakan semangat Singapura di sekeliling saya, masyarakat sangat sopan semua orang datang kesini dengan satu tujuan menghormati pemimpin kami," kata Shruti Ram, pelajar berusia 17 tahun.
Negara kota tersebut mempunyai populasi sekitar 5,5 juta dan hanya 3,34 juta di antaranya yang merupakan warga Singapura, sisanya adalah para pekerja asing dan keluarga mereka.
Saat jam-jam sibuk, pelayat hanya bisa beberapa detik berada di dekat jenazah, membungkuk sebentar dan buru-buru keluar.
Puluhan tenda didirikan untuk melindungan para pelayat dari sengatan matahari, sementara para relawan tampak membagi-bagikan air minum mineral.
Sebuah jalur khusus disediakan untuk kaum tua, penyandang disabilitas dan wanita hamil, sementara pejabat dari negara lain disediakan jalur VIP.
Khaw Boon Wan, Menteri Pembangunan Nasional dan juga Ketua Partai Aksi Rakyat (PAP), mengatakan bahwa jumlah pelayat yang mengalir benar-benar diluar perkiraannya.
"Kami khawatir tidak bisa memenuhi harapan warga Singapura. Tapi kami akan berusaha semampu kami," katanya.
Lee Kuan Yew yang telah berjasa membangun bekas koloni Inggris itu menjadi pusat perdagangan dan keuangan, serta salah satu negara terkaya Asia, akan mendapatkan penghormatan penuh sebelum dikremasi, Minggu (29/3).