BANDUNG (bisnis-jabar): Dean du Plessis sosok luar biasa. Memiliki keterbasan sebagai tuna netra, Plessis saat ini dikenal sebagai komentator kriket paling top seantero Zimbabwe. Juga, komentator tuna netra pertama di dunia. Ia mencapai predikat ini setelah melatih pendengaranya yang tajam pada batang mikropon. “Saya lahir dengan tumor di kedua retina, jadi kemungkinan saya hidup hanya tiga sampai lima bulan. Tapi sekarang umurku 35 tahun—tidak meninggal, jadi aku masih memainkan babak terbaik (hidupku),” kata Plessis seperti dilaporkan situs Annanova. Selain duduk sebagai komentator kriket, sehari-hari ia bekerja menjadi penyiar radio, menulis kolom surat kabar dan buletin olahraga. Menurutnya, meski tuna netra, ia tidak mendapat pelakuan istimewa Lelaki berusia 32 tahun ini mengaku tidak mendapat perlakuan istimewa saat mengomentari jalannya pertandingan. Komentarnya sepenuhnya tergantung pada mikrofon di mana ia bisa mengidentifikasi karakteristik unik masing-masing pemain. “Jika saya matikan mikropon, aku akan benar-benar buta,” ujarnya. Plessis membuka rahasia kemampuannya menjadi komentator top. “Jelas setelah mengikuti pertandingan selama lebih dari 20 tahun dan menjadi komentator selama 10 sampai 11 tahun, kamu bakal mengerti dan tahu pemain sedang melakukan apa di lapangan. Itu bagaimana, saya cukup banyak tahu apa yang terjadi di luar sana,” pungkasnya. (fsi) Sumber: telegraph co.uk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
